Beban berkurang, saham TKIM dan INKP terkerek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek emiten produsen kertas milik Grup Sinarmas, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), mengkilap sepanjang tahun ini. Indikasinya terlihat dari pergerakan harga saham kedua emiten tersebut.

Kenaikan kedua saham ini bahkan melampaui pertumbuhan saham perusahaan kertas lain di Asia. Contohnya, saham China Hao Ran Recycling Co Ltd turun 39,57%.

Harga saham INKP sepanjang tahun ini atau year to date (ytd) melonjak 494%. Saat ini, saham INKP bertengger di level Rp 5.675 per saham. Pada 30 Desember 2016, INKP masih di level Rp 955.


Di periode yang sama, saham TKIM melesat 385% jadi Rp 3.550. Di awal tahun, TKIM di posisi Rp 730. Kedua saham tersebut kompak naik signifikan sepanjang tahun ini.

Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, Bertoni Rio menyatakan, harga saham kedua emiten saat ini masih terdiskon. Sebab harga IPO INKP di Rp 10.600 dan harga IPO TKIM di posisi Rp 9.500.

Dari sisi kinerja keuangan, pendapatan INKP tumbuh 11,52% year to year (yoy) menjadi US$ 2,26 miliar di kuartal III-2017. Laba bersihnya melonjak 196,12% menjadi US$ 287,44 juta"Jika melihat penjualan INKP Q1, Q2, Q3 hanya naik tipis. Sedangkan laba bersih melonjak hingga Q3. Perbaikan laba bersih seiring berkurangnya beban income," kata Bertoni.

Pada tahun depan, bila masih ada pengurangan beban income, dia menilai kinerja kedua emiten menjadi positif. "Pertumbuhan penjualan diprediksi masih stagnan, tapi pendapatan sebelum laba bersih berpotensi menyumbang laba bersih," kata dia.

Analis Erdhika Elit Sekuritas Okky Jonathan Siahaan menyebutkan, sejak awal tahun harga saham kedua emiten terbilang murah. Pemicu kenaikan harga saham lantaran emiten mampu mencatatkan kinerja keuangan bagus.

Selain itu, debt to equity ratio (DER) berkurang sejak 2014 hingga 2017. Pada 2014, INKP memiliki DER sebesar 1,9 kali, di 2015 sebesar 1,7 kali. Sedangkan pada 2016 dan 2017 masing-masing di posisi 1,4 kali. "Dengan pertumbuhan laba stabil dan bagus, INKP mampu mengurangi utangnya," imbuh Okky.

Selain itu, book value per share INKP pada akhir 2016 mencapai Rp 4,71 per saham. Harga yang murah itu mendorong investor mengoleksi saham INKP. Di tahun depan, Okky memprediksi pertumbuhan saham INKP bisa berlanjut. Namun, saat ini harga sahamnya sudah mendekati harga wajar di level Rp 7.000 per saham. "Tinggal investor berani atau tidak membeli di harga sudah mendekati premium," kata dia.

TKIM juga mendekati harga wajarnya. Pada tahun depan harganya masih bisa naik, namun tergantung investor mau membeli di harga premium.

Okky merekomendasikan hold INKP dan TKIM untuk jangka panjang. Bahkan cenderung tidak membeli karena sudah mendekati harga wajarnya. Untuk trading pun, dia tidak merekomendasikan kedua saham karena dinilai kurang likuid. Meski kedua emiten direkomendasikan hold, dia mematok target INKP di Rp 7.000 dan TKIM pada Rp 4.250 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini