JAKARTA. Bankir kecil menyesalkan keputusan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menaikkan tingkat bunga penjaminan simpanan (LPS rate) sebesar 25 basis poin (bsp) pada akhir pekan lalu. Kebijakan ini kian menekan kinerja perbankan bermodal minim. "Kenaikan LPS rate tidak tepat, karena perang bunga akan semakin keras," tandas Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina Perdana. Kekhawatiran Edy, perang bunga bakal kembali marak dan memaksa bank kecil menaikkan bunga deposito demi mengamankan likuiditas. Hal ini menjadi opsi utama, lantaran keterbatasan cabang menjadikan bank kecil kalah bersaing dalam mengumpulkan dana murah, semisal giro dan tabungan. Misalnya Bank Maspion. Porsi deposito mencapai 65,37% dari total dana pihak ketiga (DPK) Bank Maspion, yakni Rp 2,19 triliun per akhir kuartal I.
Beban bunga deposito bank kecil mencekik
JAKARTA. Bankir kecil menyesalkan keputusan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menaikkan tingkat bunga penjaminan simpanan (LPS rate) sebesar 25 basis poin (bsp) pada akhir pekan lalu. Kebijakan ini kian menekan kinerja perbankan bermodal minim. "Kenaikan LPS rate tidak tepat, karena perang bunga akan semakin keras," tandas Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina Perdana. Kekhawatiran Edy, perang bunga bakal kembali marak dan memaksa bank kecil menaikkan bunga deposito demi mengamankan likuiditas. Hal ini menjadi opsi utama, lantaran keterbatasan cabang menjadikan bank kecil kalah bersaing dalam mengumpulkan dana murah, semisal giro dan tabungan. Misalnya Bank Maspion. Porsi deposito mencapai 65,37% dari total dana pihak ketiga (DPK) Bank Maspion, yakni Rp 2,19 triliun per akhir kuartal I.