Beban bunga pangkas laba multifinance



JAKARTA. Kondisi bisnis pembiayaan sepanjang semester pertama tahun ini masih suram. Alhasil, laba sejumlah perusahaan multifinance yang tercatat di bursa saham hanya tumbuh tipis. Bahkan, ada yang labanya turun.

Padahal, perusahaan multifinance masih mampu mencatat kenaikan pendapatan yang besar. Sayangnya, kenaikan pendapatan itu diikuti oleh pembengkakan beban usaha. Selain dihimpit kenaikan bunga, perusahaan multifinance terpaksa mengerek bunga pembiayaan lantaran persaingan pasar yang kian sengit.

Salah satunya adalah PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2014, anak usaha Bank Danamon di bidang pembiayaan ini sebenarnya berhasil mengantongi pendapatan Rp 4,08 triliun. Jumlahnya naik 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tapi, beban usaha melonjak hingga 18,7% menjadi Rp 3,36 triliun. Alhasil, laba bersih Adira Finance terkikis 28,6% dibandingkan semester I-2013 jadi Rp 541,5 miliar.


Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan pendapatan perusahaan masih tumbuh meski kenaikannya tak maksimal. Penyebabnya antara lain, adanya regulasi baru yang secara langsung maupun tak langsung menggerus pendapatan. 

Misalnya, aturan batas premi asuransi kendaraan bermotor dan pembatasan biaya akuisisi menjadi maksimal 25% untuk kendaraan bermotor. Aturan itu berdampak karena semua perusahaan multifinance membutuhkan adaptasi dalam penerapannya. "Sepertinya enam bulan ke depan baru mulai normal lagi," kata Made.

Kenaikan beban usaha, terutama pada biaya dana, sejalan dengan kenaikan suku bunga bank dan instrumen pendanaan lain. Biaya operasional pun naik seiring kenaikan piutang pembiayaan.  

Direktur Verena Finance Andi Harjono mengungkapkan hal senada. Membengkaknya biaya dana yang dipicu kenaikan suku bunga bank mempersempit margin multifinance. "Sementara persaingan makin ketat, sehingga tak mudah menyesuaikan bunga ke konsumen," katanya.

Karena itu, margin bunga Verena pun tidak terlalu besar. Untuk kredit kendaraan roda empat misalnya, hanya berkisar 1% sampai 2%. Dalam laporan keuangan hingga akhir Juni 2014, laba bersih periode berjalan Verena Finance turun 40% secara year on year menjadi Rp 12,3 miliar. Padahal, pendapatannya naik 7,1% menjadi Rp 195,6 miliar. Di saat yang sama, beban naik 15,1%.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Suwandi Wiratno menilai, ada berbagai faktor yang menekan laba multifinance sejak tahun lalu. Antara lain kenaikan suku bunga acuan dan pasar yang ketat. Tapi, ia optimistis industri pembiayaan bisa membaik bila didukung pertumbuhan ekonomi dan kondisi politik yang kondusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati