Beban fundamental Inggris seret GBP/USD



JAKARTA. Lemahnya posisi ekonomi Inggris secara fundamental terus menyeret sterling. Bahkan di saat USD melemah, GBP pun gagal manfaatkan kesempatan tersebut.

Mengutip Bloomberg, Kamis (11/2) pukul 17.15 WIB pasangan GBP/USD justru bertekuk lutut 0,41% di level 1,4462 dibanding hari sebelumnya.

Pada pidato Yellen Rabu (10/2) malam disampaikan kondisi ekonomi global memang mempengaruhi dan menahan laju penguatan USD. Indikasi ini ditangkap pasar sebagai kecilnya peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga paling tidak pada Maret 2016 seperti yang diprediksi sebelumnya. Hal ini sebenarnya dovish dan cukup menekan posisi index USD.


Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures mengatakan pelemahan yang terjadi pada pasangan GBP/USD lebih disebabkan oleh beban poundsterling yang tinggi. Menyusul kebijakan penurunan target inflasi yang dilakukan oleh Bank of England (BOE) dan indikasi keluarnya Inggris dari Zona Eropa (Brexit). “Data ekonomi Inggris beberapa waktu terakhir pun mengecewakan pasar,” ujar Wahyu.

Terbaru data RICS House Price Balance Januari 2016 stagnan di level 49%. Sehingga nyaris tidak ada dukungan bagi pergerakan sterling untuk unggul. Pelemahan USD pun gagal dimanfaatkan GBP.

Namun jika nantinya sajian data pengangguran AS benar naik dan Yellen masih memberikan gambaran ekonomi yang lesu, bukan tidak mungkin GBP bisa merangkak menguat. “Ada peluang penguatan sementara jika pelemahan USD lebih signifikan,” analisa Wahyu.

Itu juga bisa didorong jika data produksi konstruksi Inggris Januari 2016 menanjak seperti dugaan dari minus 0,5% ke level 2,1%. "Momentum penguatan GBP/USD seharusnya bisa terjadi," analisa Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto