Beban gaji naik, Bank Aladin Syariah (BANK) merugi pada semester I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) mencatatkan rugi bersih senilai Rp 3,13 miliar pada Juni 2021. Padahal pada paruh pertama 2020, Bank Aladin mampu mencatatkan laba bersih senilai Rp 60,41 miliar.

Salah satu penyebabnya, total beban usaha Bank Aladin melesat 57,05% dari Rp 24,12 miliar menjadi Rp 37,88 miliar hingga Juni 2021. Gaji dan kesejahteraan karyawan menjadi beban usaha yang mengalami kenaikan terbesar naik dari 140,42% yoy dari Rp 9,45 miliar menjadi Rp 22,72 miliar.

Sebenarnya, Bank Aladin mampu meningkatkan pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib 8,9% year on year (yoy) dari Rp 16,96 miliar menjadi Rp 18,47 miliar pada semester 1-2021. Namun hal ini tidak bisa mengimbangi rugi operasional yang meningkat dari Rp 7,15 miliar menjadi Rp 22,65 miliar di kuartal kedua 2021. 


Baca Juga: Rights issue rampung, modal disetor Bank Permata (BNLI) naik jadi Rp 4,85 triliun

Hal ini terjadi karena bank melakukan pembentukan penyisihan kerugian penurunan nilai aset produktif sebesar Rp 4,04 miliar. Di sisi lain, pendapatan bukan operasional Bank Aladin ikut turun 71,11% dari Rp 67,57 miliar menjadi Rp 19,52 miliar. 

Kendati demikian, pada akhir Juni 2021, total aset bank adalah sebesar Rp 1.206 miliar mengalami peningkatan sebesar 67% bila dibandingkan dengan akhir Desember 2020 dengan total aset Bank sebesar Rp 721 miliar. 

“Kenaikan tersebut terutama berasal dari penempatan dana hasil penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada investasi surat berharga,” mengutip penjelasan manajemen Bank Aladin pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (3/8).

Baca Juga: BSI optimistis pertumbuhan pembiayaan dan DPK pada semester II-2021 masih positif

Selain itu, pada akhir Juni 2021, total liabilitas Bank adalah sebesar Rp17,69 miliar mengalami penurunan sebesar 55,73% bila dibandingkan dengan akhir Desember 2020 dengan total liabilitas Bank sebesar Rp 39,96 miliar. 

“Penurunan tersebut terutama berasal dari reversal cadangan atas biaya yang berpotensi timbul terkait early termination kontrak sewa gedung kantor dan pengadaan infrastruktur teknologi informasi dengan total sebesar Rp17,74 miliar,” tambah manajemen. 

Selanjutnya: Per Juni 2021, kredit berstatus kolektibilitas 1 di BCA senilai Rp 80,5 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi