Beban karyawan membengkak, laba Bank Ekonomi turun



JAKARTA. PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (BAEK) mencatatkan laba sebelum pajak pada semester I-2012 sebesar Rp 171,6 miliar atau menurun tipis 3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan itu disebabkan karena beban operasional Rp 87,3 miliar.

Presiden Direktur Bank Ekonomi Tony Turner menjelaskan, kenaikan beban operasional terbesar ada di kenaikan biaya karyawan. Selain itu, ada biaya terkait implementasi sistem core banking baru sebagai bagian dari strategi perseroan untuk meningkatkan infrastrukturnya.

"Dari keseluruhan biaya investasi yang kami keluarkan, sekitar 65% dihabiskan untuk biaya karyawan," ungkap Tony di Hotel Crowne Plaza Jakarta, Jumat (31/8).


Menurut Tony, inefisiensi perseroan juga terlihat dari naiknya rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang menjadi 86,21% dari posisi setahun lalu 78,95%. Kendati demikian, kenaikan beban operasional mampu dikompensasi dengan kenaikan pendapatan operasional, khususnya dari instrumen yang diperdagangkan sebesar Rp 30 miliar dan mencatat hasil penyelesaian kredit bermasalah (NPL) melalui pertukaran aset (asset swap) sebesar Rp 40 miliar. Dengan demikian, laba bersih perseroan masih bisa naik 4,29 persen dari Rp 131,74 miliar menjadi Rp 137,4 miliar.

Sementara itu, pendapatan non bunga (fee-based income) perseroan meningkat hingga 90,34% menjadi Rp 189,19 miliar, dari tahun lalu sebesar Rp 99,39 miliar. Adapun, ekspansi kredit perseroan terjadi sesuai ekspektasi. Pada paruh pertama 2012, kredit yang disalurkan mencapai Rp 15,32 triliun. Jumlah ini tumbuh 20,15 persen dari setahun lalu yang sebesar Rp 12,75 triliun.

Kredit terbesar (65%) masih dikontribusikan dari kredit small medium enterprise (SME). Kredit SME ini ada dua jenis, yaitu kecil dan menengah. Untuk SME kecil, plafon kredit yang diberikan adalah 1-3 juta dollar AS dan untuk kredit SME medium 3-5 juta dollar AS.

"Adapun NPL (non-performing loan) gross perseroan senilai 0,37%, naik dari sebelumnya 0,34%. Kami menargetkan kredit hingga akhir tahun bisa tumbuh 20 persen," jelasnya.

Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perseroan Rp 19,2 triliun. Angka ini naik 6,19% dari tahun lalu yang sebanyak Rp 18,08 triliun. Dari jumlah itu, 56,41% atau sekitar Rp 10,83 triliun merupakan dana murah. Dengan demikian, Rp 8,36 triliun lainnya berupa deposito. Perseroan mengharapkan hingga akhir tahun ini DPK yang terkumpul bisa meningkat lagi sampai 20%.

Sementara itu, total aset Bank Ekonomi hingga Juni Rp 23,69 triliun. Angka ini tumbuh 10,75% dari sebelumnya Rp 21,39 triliun. Rasio lainnya adalah rasio intermediasi (loan to deposit ratio/LDR) di level 80,1%, membaik dari sebelumnya 70,46%. Net interest margin (NIM) perseroan pada semester pertama tahun 2012 turun dari 4,58% menjadi 3,88%.

Sementara itu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan berada di level 14,9%. Hingga akhir tahun, perseroan akan menjaga CAR tetap di atas angka acuan Bank Indonesia (BI) yang sebesar 12%. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: