Beban keuangan beratkan kinerja ELSA



JAKARTA. PT Elnusa Tbk (ELSA) berpotensi menanggung beban keuangan yang lebih besar pada tahun ini. Ini lantaran ELSA mau tak mau harus menutupi kebutuhan dana untuk menjalani sejumlah proyek dari pinjaman perbankan.

Saat ini, ELSA telah memperoleh kontrak sekitar US$ 182,26 juta. Di antaranya adalah proyek geosciences senilai US$ 97,46, kontrak oilfield services sebesar US$ 68,14 juta, dan drilling services senilai US$ 16,6 juta. ELSA menargetkan, sepanjang tahun ini bisa mengantongi kontrak senilai US$ 321 juta.

“Untuk proyek hulu yang berada di darat saja, misalnya, kami harus mengeluarkan dana investasi sebesar US$ 30.000 sampai US$ 60.000 per hari,” ungkap Imansyah Syamsuddin, Vice President Corporate Legal ELSA, dalam keterangan tertulis, Senin (28/5).


Belum lagi untuk proyek offshore. ELSA bahkan harus merogoh kocek sebesar US$ 90.000 hingga US$ 120.000 per hari. "Dengan kebutuhan dana tersebut, banyak proyek yang seharusnya bisa diambil oleh perusahaan namun gagal dilaksanakan lantaran ketiadaan dana," lanjutnya.

Maklum, per Maret 2012, kas dan setara kas ELSA tercatat hanya sebesar Rp 917,46 miliar. Lantaran tidak dapat menutup seluruh kebutuhan dana dari kas internal, ELSA lantas memilih opsi untuk meningkatkan porsi pinjaman dari perbankan.

Sekretaris Perusahaan ELSA Heru Samoedra mengatakan, sejatinya ELSA masih memiliki dana di deposito berjangka di PT Bank Mega Tbk senilai Rp 111 miliar. Namun, seperti diketahui, hingga kini Bank Mega belum bisa memenuhi permintaan ELSA yang ingin mencairkan dananya lantaran dana tersebut sudah tak ada di rekening.

Padahal, menurut Heru, jika dana itu bisa cair, ELSA bisa memakainya untuk memenuhi modal kerja dan refinancing. Opsi mencari tambahan pinjaman dari perbankan kemungkinan akan makin memberatkan kinerja keuangan ELSA di masa mendatang. "Hingga kuartal I 2012, pinjaman dari perbankan tercatat sebesar US$ 112,4 juta," kata Heru. Merujuk data RTI, debt to equity ratio (DER) per Maret 2012 sebesar 1,2 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri