JAKARTA. Laba bersih PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tahun lalu hanya tumbuh 3,72% menjadi Rp 5,65 triliun. Rendahnya pertumbuhan laba bersih tersebut, salah satunya disebabkan adanya pembengkakan beban. Ahyanizzaman, Direktur Keuangan SMGR mengatakan, beban terberat SMGR adalah kenaikan tarif listrik. Beban listrik SMGR tahun lalu naik hingga 65%. SMGR juga menanggung kenaikan beban transportasi akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). "Selain itu, kami ada beban penyusutan karena membangun pabrik dan mulai mengangsur bunga pinjaman," ungkapnya kepada KONTAN, Selasa (3/3). Pendapatan SMGR tahun lalu yang tumbuh 10,16% menjadi Rp 26,99 triliun pun tidak mampu mengimbangi kenaikan beban perseroan. Naiknya pendapatan SMGR menurut Ahyanizzaman didorong oleh volume penjualan semen SMGR yang tumbuh 5,3%. "Kenaikan volume penjualan termasuk anak usaha yang berada di Vietnam," lanjutnya. SMGR sebelumnya sempat optimis pertumbuhan volume penjualan semen dalam negeri akan berada di kisaran 7% tahun 2014. Namun target perseroan ternyata meleset. Pasalnya, banyak pengusaha yang wait and see karena situasi politik dalam negeri.
Beban listrik menjadi tekanan terbesar SMGR
JAKARTA. Laba bersih PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tahun lalu hanya tumbuh 3,72% menjadi Rp 5,65 triliun. Rendahnya pertumbuhan laba bersih tersebut, salah satunya disebabkan adanya pembengkakan beban. Ahyanizzaman, Direktur Keuangan SMGR mengatakan, beban terberat SMGR adalah kenaikan tarif listrik. Beban listrik SMGR tahun lalu naik hingga 65%. SMGR juga menanggung kenaikan beban transportasi akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). "Selain itu, kami ada beban penyusutan karena membangun pabrik dan mulai mengangsur bunga pinjaman," ungkapnya kepada KONTAN, Selasa (3/3). Pendapatan SMGR tahun lalu yang tumbuh 10,16% menjadi Rp 26,99 triliun pun tidak mampu mengimbangi kenaikan beban perseroan. Naiknya pendapatan SMGR menurut Ahyanizzaman didorong oleh volume penjualan semen SMGR yang tumbuh 5,3%. "Kenaikan volume penjualan termasuk anak usaha yang berada di Vietnam," lanjutnya. SMGR sebelumnya sempat optimis pertumbuhan volume penjualan semen dalam negeri akan berada di kisaran 7% tahun 2014. Namun target perseroan ternyata meleset. Pasalnya, banyak pengusaha yang wait and see karena situasi politik dalam negeri.