JAKARTA. Laba PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tertekan oleh kenaikan beban yang cukup signifikan. Analis merekomendasikan hold saham SMGR. Yuni, Analis NH Korindo Sekuritas dalam riset yang diterima KONTAN, Jumat (4/8) menulis, kinerja emiten berkode saham SMGR tersebut tertekan oleh kenaikan beban yang cukup signifikan di tengah penurunan penjualan. "Hal ini mengakibatkan kontraksi margin, terutama di EBIT dan net profit margin," ujarnya. Tercatat, meski pendapatan SMGR naik, tipis, laba perseroan tergerus 44,5% (YoY) menjadi Rp 1,1 triliun per akhir semester I 2017 dari periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di posisi Rp 1,9 triliun. Menurut Yuni, tekanan terutama datang dari kenaikan beban umum dan administrasi sebesar 6% (YoY) dan diperparah oleh kenaikan beban bunga sebesar 107,2% (YoY). Kendati begitu, sejak awal 2017, lanjut Yuni, SMGR konsisten meningkatkan penjualan ekspor yang ditandai dengan lonjakan ekspor pada kuartal II/2017 menjadi 567.000 ton atau tumbuh 324,6% (YoY). Adapun porsi volume ekspor telah memberikan kontribusi 9% terhadap total volume penjualan. Dia menilai, kenaikan kontribusi ekspor tersebut mampu meredam penjualan domestik yang turun 7% (YoY). Yuni menetapkan target harga saham SMGR sebesar Rp 11.900 per saham dengan rekomendasi hold saham SMGR. Target harga tersebut mencerminkan price to earning ratio (PER) sebesar 23,8x. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Beban naik, analis rekomendasikan hold saham SMGR
JAKARTA. Laba PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tertekan oleh kenaikan beban yang cukup signifikan. Analis merekomendasikan hold saham SMGR. Yuni, Analis NH Korindo Sekuritas dalam riset yang diterima KONTAN, Jumat (4/8) menulis, kinerja emiten berkode saham SMGR tersebut tertekan oleh kenaikan beban yang cukup signifikan di tengah penurunan penjualan. "Hal ini mengakibatkan kontraksi margin, terutama di EBIT dan net profit margin," ujarnya. Tercatat, meski pendapatan SMGR naik, tipis, laba perseroan tergerus 44,5% (YoY) menjadi Rp 1,1 triliun per akhir semester I 2017 dari periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di posisi Rp 1,9 triliun. Menurut Yuni, tekanan terutama datang dari kenaikan beban umum dan administrasi sebesar 6% (YoY) dan diperparah oleh kenaikan beban bunga sebesar 107,2% (YoY). Kendati begitu, sejak awal 2017, lanjut Yuni, SMGR konsisten meningkatkan penjualan ekspor yang ditandai dengan lonjakan ekspor pada kuartal II/2017 menjadi 567.000 ton atau tumbuh 324,6% (YoY). Adapun porsi volume ekspor telah memberikan kontribusi 9% terhadap total volume penjualan. Dia menilai, kenaikan kontribusi ekspor tersebut mampu meredam penjualan domestik yang turun 7% (YoY). Yuni menetapkan target harga saham SMGR sebesar Rp 11.900 per saham dengan rekomendasi hold saham SMGR. Target harga tersebut mencerminkan price to earning ratio (PER) sebesar 23,8x. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News