JAKARTA. Kinerja Bank Danamon masih belum membaik di kuartal pertama tahun ini. Pasalnya, bank dengan sandi saham BDMN ini kembali menderita penurunan laba bersih. Dalam tiga bulan pertama, Bank Danamon hanya memperoleh laba bersih Rp 687 miliar atau turun 21% dari periode yang sama tahun lalu Rp 875 miliar. Belum membaiknya kinerja Bank Danamon sejalan dengan penyaluran kredit yang belum bertumbuh. Pada periode ini, total kredit Danamon mencapai Rp 135,65 triliun atau nyaris tidak bergerak dari periode yang sama tahun lalu Rp 135,82 triliun. Bahkan jika dibandingkan posisi akhir 2014 yang mencapai Rp 139,06 triliun, portofolio kredit Danamon turun 2%. Kredit Danamon terdiri dari kredit usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) yang mencapai Rp 18,2 triliun, kredit usaha kecil dan menengah (UKM) Rp 21 triliun, kredit komersial Rp 15 triliun, dan kredit untuk segmen korporasi mencapai Rp 16,4 triliun. Danamon juga memiliki portofolio trade finance yang mencapai Rp 24 triliun. Sementara, melalui Adira Finance, kredit otomotif Danamon mencapai Rp 48,2 triliun. Di sisi lain, premi bruto Adira Insurance mencapai Rp 433 miliar yang didorong oleh asuransi non otomotif Rp 162 miliar dengan polis aktif meningkat 8,9 juta. Kredit yang stagnan membuat pendapatan bunga bersih Bank Danamon juga stagnan dari Rp 3,42 triliun menjadi Rp 3,43 triliun. Sementara, pendapatan jasa alias fee income turun 18% menjadi Rp 891 miliar dari Rp 1,09 triliun. Pencapaian itu membuat pendapatan operasional Danamon turun 4% menjadi Rp 4,32 triliun dari Rp 4,51 triliun. Meski begitu, Sng Seow Wah, Presiden Direktur Bank Danamon menjelaskan, pihaknya berhasil memperbaiki rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit ratio/LDR) menjadi 92,7% dari 94,1%. "Itu setelah dana giro dan tabungan tumbuh 15% dan membuat rasio dana murah menjadi 46% dari periode tiga bulan 2014 yang sebesar 42%," terang Seow Wah, Kamis (16/4). Dana murah Danamon telah mencapai Rp 54 triliun dengan rincian, giro naik 22% jadi Rp 22,4 triliun dan tabungan naik 11% jadi Rp 31,5 triliun. Sementara, Danamon memiliki simpanan deposito senilai Rp 62,6 triliun. Dengan demikian, total pendanaan Danamon baik DPK maupun dana jangka panjang mencapai Rp 143,3 triliun. Seow Wah menambahkan, modal Danamon juga berada pada tingkat kecukupan dalam memenuhi persyaratan basel III. "Saat ini, rasio kecukupan modal kami berada pada level 18,8%," ujar Seow Wah. Tekan Beban Operasional Meski kinerja keuangan belum membaik, tapi tidak begitu pada posisi beban operasional. Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon menerangkan, pihaknya berhasil menurunkan biaya operasional hingga 7% dari Rp 2,48 triliun di kuartal I 2014 menjadi Rp 2,3 triliun. Penurunan beban operasional tersebut tidak lepas dari upaya Bank Danamon mengonsolidasikan beberapa kantor cabang yang terlalu berdekatan dan tidak menunjukkan performa yang baik. Tahun ini, Bank Danamon sudah menutup 8 kantor cabang dan 2 kantor cabang pembantu. "Konsolidasi kantor cabang sudah kami canangkan sejak tahun lalu. Mungkin Agustus ini selesai. Dan kami berharap, beban operasional bisa turun pada kisaran 5%-7% hingga akhir tahun ini," jelas Vera. Di akhir 2014, beban operasional Bank Danamon mencapai Rp 2,4 triliun. Dengan langkah konsolidasi kantor cabang itu, Vera bilang, Danamon tidak akan membuka kantor jaringan baru di tahun ini. Dengan begitu, jaringan kantor cabang Bank Danamon yang ada bisa meningkatkan produktivitasnya. Hingga saat ini, Danamon memiliki 2.074 jaringan kantor yang terdiri dari cabang konvensional, DSP, dan unit syariah, termasuk kantor cabang anak perusahaan. Konsolidasi kantor cabang pun sejalan dengan rencana Bank Danamon untuk berpartipasi dalam program branchless banking alias Laku Pandai. Michellina Triwardhany, Direktur Konsumer Bank Danamon mengungkapkan, saat ini pihaknya maish dalam evaluasi bisnis model Laku Pandai. "Kami akan lihat dari sisi persiapan baik teknologi maupun operasional. Mungkin di semester 2 mendatang akan kelihatan progresnya seperti apa," terang Michell. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Beban operasional turun, laba Danamon masih mandek
JAKARTA. Kinerja Bank Danamon masih belum membaik di kuartal pertama tahun ini. Pasalnya, bank dengan sandi saham BDMN ini kembali menderita penurunan laba bersih. Dalam tiga bulan pertama, Bank Danamon hanya memperoleh laba bersih Rp 687 miliar atau turun 21% dari periode yang sama tahun lalu Rp 875 miliar. Belum membaiknya kinerja Bank Danamon sejalan dengan penyaluran kredit yang belum bertumbuh. Pada periode ini, total kredit Danamon mencapai Rp 135,65 triliun atau nyaris tidak bergerak dari periode yang sama tahun lalu Rp 135,82 triliun. Bahkan jika dibandingkan posisi akhir 2014 yang mencapai Rp 139,06 triliun, portofolio kredit Danamon turun 2%. Kredit Danamon terdiri dari kredit usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) yang mencapai Rp 18,2 triliun, kredit usaha kecil dan menengah (UKM) Rp 21 triliun, kredit komersial Rp 15 triliun, dan kredit untuk segmen korporasi mencapai Rp 16,4 triliun. Danamon juga memiliki portofolio trade finance yang mencapai Rp 24 triliun. Sementara, melalui Adira Finance, kredit otomotif Danamon mencapai Rp 48,2 triliun. Di sisi lain, premi bruto Adira Insurance mencapai Rp 433 miliar yang didorong oleh asuransi non otomotif Rp 162 miliar dengan polis aktif meningkat 8,9 juta. Kredit yang stagnan membuat pendapatan bunga bersih Bank Danamon juga stagnan dari Rp 3,42 triliun menjadi Rp 3,43 triliun. Sementara, pendapatan jasa alias fee income turun 18% menjadi Rp 891 miliar dari Rp 1,09 triliun. Pencapaian itu membuat pendapatan operasional Danamon turun 4% menjadi Rp 4,32 triliun dari Rp 4,51 triliun. Meski begitu, Sng Seow Wah, Presiden Direktur Bank Danamon menjelaskan, pihaknya berhasil memperbaiki rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit ratio/LDR) menjadi 92,7% dari 94,1%. "Itu setelah dana giro dan tabungan tumbuh 15% dan membuat rasio dana murah menjadi 46% dari periode tiga bulan 2014 yang sebesar 42%," terang Seow Wah, Kamis (16/4). Dana murah Danamon telah mencapai Rp 54 triliun dengan rincian, giro naik 22% jadi Rp 22,4 triliun dan tabungan naik 11% jadi Rp 31,5 triliun. Sementara, Danamon memiliki simpanan deposito senilai Rp 62,6 triliun. Dengan demikian, total pendanaan Danamon baik DPK maupun dana jangka panjang mencapai Rp 143,3 triliun. Seow Wah menambahkan, modal Danamon juga berada pada tingkat kecukupan dalam memenuhi persyaratan basel III. "Saat ini, rasio kecukupan modal kami berada pada level 18,8%," ujar Seow Wah. Tekan Beban Operasional Meski kinerja keuangan belum membaik, tapi tidak begitu pada posisi beban operasional. Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon menerangkan, pihaknya berhasil menurunkan biaya operasional hingga 7% dari Rp 2,48 triliun di kuartal I 2014 menjadi Rp 2,3 triliun. Penurunan beban operasional tersebut tidak lepas dari upaya Bank Danamon mengonsolidasikan beberapa kantor cabang yang terlalu berdekatan dan tidak menunjukkan performa yang baik. Tahun ini, Bank Danamon sudah menutup 8 kantor cabang dan 2 kantor cabang pembantu. "Konsolidasi kantor cabang sudah kami canangkan sejak tahun lalu. Mungkin Agustus ini selesai. Dan kami berharap, beban operasional bisa turun pada kisaran 5%-7% hingga akhir tahun ini," jelas Vera. Di akhir 2014, beban operasional Bank Danamon mencapai Rp 2,4 triliun. Dengan langkah konsolidasi kantor cabang itu, Vera bilang, Danamon tidak akan membuka kantor jaringan baru di tahun ini. Dengan begitu, jaringan kantor cabang Bank Danamon yang ada bisa meningkatkan produktivitasnya. Hingga saat ini, Danamon memiliki 2.074 jaringan kantor yang terdiri dari cabang konvensional, DSP, dan unit syariah, termasuk kantor cabang anak perusahaan. Konsolidasi kantor cabang pun sejalan dengan rencana Bank Danamon untuk berpartipasi dalam program branchless banking alias Laku Pandai. Michellina Triwardhany, Direktur Konsumer Bank Danamon mengungkapkan, saat ini pihaknya maish dalam evaluasi bisnis model Laku Pandai. "Kami akan lihat dari sisi persiapan baik teknologi maupun operasional. Mungkin di semester 2 mendatang akan kelihatan progresnya seperti apa," terang Michell. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News