Beban penjualan bikin laba Intikeramik turun



JAKARTA. PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk melaporkan kenaikan pendapatan sampai kuartal III-2014. Walaupun penjualan naik, namun kenaikan penjualan itu di bawah harapan perusahaan.

Sampai September 2014, Intikeramik mencetak penjualan Rp 197,34 miliar, naik 35,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama 2013 senilai Rp 145,42 miliar. "Kenaikan penjualan ini di bawah target," kata Vincentius An Eng, Corporate Secretary dari perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode IKAI ini kepada KONTAN, Selasa (11/11). 

Saat pendapatan naik, beban Intikeramik juga naik 31,6% menjadi Rp 178,2 miliar. Adapun periode yang sama 2013, beban perusahaan tercatat Rp 135,4 miliar.


Kenaikan beban penjualan berasal dari kenaikan harga bahan baku, upah buruh dan biaya pabrikasi. "Secara umum pelemahan rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) membebani kami, karena bahan baku kami sebagian impor," kata Vincentius. 

Adapun kenaikan beban penjualan dari komponen biaya pabrikasi bersumber dari kenaikan tarif dasar listrik (TDL) tahun 2014. Tak hanya itu, tahun ini perusahaan juga menanggung beban berupa denda pajak dan pinjaman senilai Rp 4,9 miliar. 

Tingginya beban penjualan dan operasional inilah yang membuat laba perseroan turun. Sampai September 2014, laba komprehensif Intikeramik turun 68% menjadi Rp 12 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama 2013 sebelumnya Rp 38 miliar.

Adapun sumber kenaikan penjualan IKAI berasal dari kenaikan penjualan keramik di pasar domestik sebesar 33% menjadi Rp 179,6 miliar. Padahal periode yang sama tahun lalu, penjualan domestik IKAI tercatat Rp 134,44 miliar.

Kenaikan ekspor juga ikut menyumbang pendapatan IKAI. Sampai September 2014, ekspor naik 62% menjadi Rp 17,77 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi ekspor periode yang sama tahun 2013 senilai Rp 11 miliar. "Ekspor naik karena ada tambahan permintaan dari Korea dan Taiwan," kata Vincentius. 

Untuk kenaikan penjualan keramik IKAI di dalam negeri berasal dari beberapa kontrak yang masih melanjutkan pembelian keramik tahun ini. 

Secara porsi, penjualan dalam negeri masih menjadi tulang punggung IKAI dengan kontribusi 90,9%. Sisanya sebesar 9,1% disumbang dari pasar ekspor ke Singapura, Thailand, Korea Selatan, Timur Tengah dan AS.

Untuk diketahui, tahun ini target pendapatan IKAI sebesar Rp 300 miliar. Dari sisi volume, IKAI menargetkan penjualan sebanyak 3 juta meter persegi atau setara 45% dari kapasitas produksi terpasang perusahaan sebanyak 6,6 juta meter persegi per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto