Beban penjualan menurun, laba bersih MYOR naik



JAKARTA. Kinerja keuangan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) tumbuh pada medio 2013. Emiten barang konsumsi itu mencatatkan, penjualan bersih Rp 5,79 triliun atau naik 6,43% dari periode yang sama tahun lalu Rp 5,44 triliun.

Meski kenaikan pendapatan MYOR hanya satu digit, tapi perolehan laba bersih Mayora naik signifikan 34,2% menjadi Rp 451,51 miliar dari sebelumnya Rp 336,23 miliar. Ini karena beban pokok penjualan MYOR menurun 0,39% menjadi Rp 4,3 triliun. Penurunan ini karena biaya bahan baku dan pembungkus turun 9,02% menjadi Rp 3,53 triliun.

Akibatnya, laba kotor MYOR meningkat 30,13% menjadi Rp 1,49 triliun. Mayora juga mampu meningkatkan laba usaha 32,18% menjadi Rp 670,36 miliar.


Hasil laba bersih MYOR kian besar karena, selama semester I MYOR berhasil mendapatkan penghasilan bunga sebanyak Rp 13,9 miliar atau naik dari Rp 6,96 miliar. Tapi, MYOR menderita rugi selisih kurs mata uang asing sebanyak Rp 33,07 miliar.

Total kas dan setara kas MYOR pun naik 36,96% menjadi Rp 1,12 triliun dari Rp 821,4 miliar secara year on year (yoy). Yuni Gunawan, Sekretaris Perusahaan MYOR sebelumnya pernah mengatakan, dana kas tersebut nantinya akan digunakan untuk ekspansi.

Mayora saat ini sedang mengembangkan pabrik di Balaraja, Tangerang. Mayora akan menambah kapasitas produksi terutama, pabrik biskuit dan kopi. Selain itu, MYOR juga berencana mengakuisisi produk baru.

Untuk itu, MYOR telah mengucurkan belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 700 miliar di tahun ini. Dana capex itu digunakan untuk membangun pabrik tersebut. Sampai saat ini, proses pembangunan MYOR itu sudah mencapai 90% dan akan segera beroperasi dalam waktu dekat. MYOR akan menambah seluruh kapasitas produksi sebesar 30%.

Nantinya, sebesar 35% penjualan akan berasal dari ekspor. MYOR memang belakangan ini memperluas ekspansi ke pasar regional.

Dari laporan keuangan semester I-2013, penjualan Mayora lebih banyak berasal dari penjualan dalam negeri. Penjualan ekspor hanya berkontribusi sebesar Rp 1,86 triliun atau mencapai 32,12% dari total penjualan bersih. Artinya, di semester I-2013, MYOR sudah mencapai 46,96% target penjualan ekspor sampai akhir tahun ini.

Di semester II ini, Yuni yakin, MYOR akan membukukan kinerja lebih tinggi. Sebab, ada momentum puasa dan Lebaran. Pendapatan MYOR ditaksir bisa naik 25% dari momentum tersebut.

MYOR menargetkan, sepanjang tahun ini penjualan MYOR bisa naik 17% menjadi Rp 12,33 triliun. Sementara laba bersih bisa naik 10% menjadi Rp 819,49 miliar. Harga saham MYOR, Jumat (2/8), naik 0,32% ke Rp 31.600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana