Beban subsidi BBM Indonesia tergolong yang terbesar yaitu 66,8% per liter



JAKARTA. Indonesia termasuk negara pemberi subsidi terbesar pada harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Penilaian ini dengan membandingkan subsidi negara-negara lain di dunia kecuali negara anggota OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) seperti Venezuela, Iran, Irak dan Arab Saudi.

Saat ini, Indonesia menggelontorkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 15% hingga 20% untuk subsidi BBM.

Dari anggaran subsidi tersebut, Indonesia masih menduduki posisi teratas dalam pemberian anggaran subsidi BBM. Menurut penelitian International Energy Regency, Indonesia memberikan subsidi BBM sebesar 66,8% per liter terhadap BBM. Sementara itu, Malaysia menduduki peringkat kedua sebesar 60%, disusul Pakistan 39%, China 35%, Sri Lanka 34% dan Bangladesh 30%.


Berdasarkan data PT Pertamina, Indonesia menjual premium dan solar sebesar Rp 4.500 per liter. Sementara negara lain seperti Malaysia, bila dikonversi ke rupiah, gasoline (premium) dijual sebesar Rp 5.066 dan diesel (solar) Rp 4.784 per liter. Di Singapura, harga premium sebesar Rp 11.560 dan solar Rp 8.429 per liter. Di India, harga solar sebesar Rp 6.691 dan premium Rp 9.103 per liter.

Pengamat Energi Pri Agung Rakhmanto membenarkan jika Indonesia termasuk salah satu negara pemberi subsidi BBM terbesar dibanding negara-negara lain. "Pembengkakan subsidi ini bisa menimbulkan distorsi ekonomi," ujar Pri kepada KONTAN, beberapa hari lalu. Artinya subsidi yang besar dan tidak tepat sasaran menjadi pemborosan bagi APBN. Pasalnya, kebijakan pemerintah memberikan subsidi BBM langsung ke harga mengakibatkan semua orang menikmati subsidi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: