Beban subsidi bertambah, fiskal 2015 diklaim aman



JAKARTA. Bujet 2015 sudah dibebani carry over atawa penggeseran anggaran belanja subsidi energi sebesar Rp 50 triliun yang berasal dari anggaran tahun 2014. Pemerintah akui meskipun ada penggeseran belanja, defisit fiskal 2015 tetap berada pada target semula yaitu 1,7%-2,5% dari PDB. Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 berbasis baseline alias anggaran dasar yang berisi anggaran pokok rutin yang dikeluarkan pemerintah setiap tahunnya. Karena itu defisit anggarannya pun masih terbilang kecil. Karena basis anggarannya kecil, maka dengan adanya carry over belanja subsidi Rp 50 triliun tersebut tidak akan membuat defisit melonjak. Dalam hal ini pun, realisasi anggaran subsidi energinya akan berbasis pada audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sehingga belum bisa dipastikan berapa realisasinya. "Nanti kita mesti lihat realisasinya berapa," ujar Chatib, Senin (16/6). Asal tahu saja, dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR Jumat lalu (13/6) menyetujui adanya carry over beban subsidi energi Rp 50 triliun. Anggaran tersebut berasal dari subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 46,3 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp 3,7 triliun. Dirjen Anggaran Askolani menambahkan nantinya anggaran carry over subsidi energi ada kemungkinan tidak akan penuh Rp 50 triliun dalam APBN 2015. Bisa jadi anggaran carry overnya dikurangi dan hal tersebut tergantung pembahasan bujet 2015. Di sisi lain, pendapatan negara pun bisa ditingkatkan untuk menjaga defisit. Asal tahu, pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi 2015 berada pada kisaran 5,5%-6%. Selain dukungan dari faktor eksternal, lebih baiknya pertumbuhan ekonomi 2015 didorong oleh membaiknya stabilitas dan fundamental ekonomi, serta berlanjutnya kebijakan struktural.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan