Beban transport dan energi bikin harga keramik naik



JAKARTA. Harga keramik diperkirakan akan terus meningkat. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (AAIKI) memprediksikan mulai Juni hingga akhir tahun nanti harga jual keramik bisa naik antara 3% sampai 4%. Saat ini, harga keramik sebesar Rp 21.500 per m2.

Faktor transportasi dan keterbatasan energi membuat biaya produksi terus membengkak. Walhasil, produsen terpaksa menaikkan harga jual keramik.

Achmad Widjaja Ketua Umum AAIKI, menjelaskan hingga saat ini persoalan infrastruktur di dalam negeri belum terpecahkan. Hal ini membuat proses pengiriman barang antara pelabuhan dengan sejumlah pabrik terhambat. Kemacetan juga menyebabkan biaya angkut naik.


Dalam kondisi normal, satu kali pengangkutan membutuhkan biaya Rp 500.000, lantaran kondisi jalan yang kian mace, maka biaya angkut naik menjadi Rp 700.000 hingga Rp 1.000.000. Selain itu, pasokan gas yang kian berkurang turut mengurangi kapasitas produksi.

"Akibat gas yang terbatas, saat ini tingkat produksi terbatas 85% dari kapasitas produksi yang tersedia yaitu sekitar 243 juta per m2,” jelas Widjaja, kepada Kontan, Kamis (3/6).

Menurutnya, jika kedua persoalan ini tidak diatasi pemerintah, maka mau tidak mau industri akan menaikkan harga jual. Sebut saja, salah satu pelaku industri keramik yang sudah menaikkan harga jualnya pada bulan Mei kemarin yakni PT Jui Shin Indonesia.

Manager PT Jui Shin Indonesia, Herman Hamzah mengaku, Mei kemarin sudah menaikkan harga jual keramik sebanyak Rp 1.000 per m2 dari harga semula sekitar Rp 30.000 per m2. "Ke depannya, mungkin kami belum ada niat menaikkan lagi karena akan mempengaruhi daya beli masyarakat," tambahnya.

Sementara Achmad menambahkan sampai akhir tahun nanti diprediksikan harga jual keramik bisa di atas kisaran harga Rp 23.000 per m2 sampai Rp 25.000 per m2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: