JAKARTA. Strategi PT Angkasa Pura II (AP II) mengembangkan sejumlah bandar udara (bandara) berimbas pada penurunan laba bersih 2013. Pengelola bandara di wilayah Indonesia Barat ini cuma meraup laba Rp 1,03 triliun, turun 15,34% dibanding torehan 2012 sebesar Rp 1,22 triliun. Direktur Utama AP II Tri S. Sunoko mengaku pengembangan sejumlah bandara tahun lalu meningkatkan beban usaha. Beban usaha 2013 tercatat Rp 2,94 triliun, lebih tinggi dari beban usaha di 2012 sebesar Rp 2,52 triliun. “Kami membangun terminal baru di beberapa bandara seperti di Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, Riau dan juga Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau,” beber Tri, dalam keterangan tertulis kepada wartawan, (26/3). Asal tahu saja, dari 13 bandara kelolaan AP II, baru enam bandara yang menguntungkan yakni Soekarno-Hatta (sekitar Rp 2,1 triliun), Kualanamu (Rp 71 miliar) dan Husein Sastranegara (Rp 22,85 miliar). Ada pula Supadio (Rp 13,24 miliar), Depati Amir (Rp 801 juta) dan Sultan Syarief Kasim II (Rp 16,3 miliar). Sementara bandara yang merugi terbesar adalah Sultan Iskandar Muda (Rp 27,32 miliar).
Beban usaha naik, laba bersih AP II turun 15,34%
JAKARTA. Strategi PT Angkasa Pura II (AP II) mengembangkan sejumlah bandar udara (bandara) berimbas pada penurunan laba bersih 2013. Pengelola bandara di wilayah Indonesia Barat ini cuma meraup laba Rp 1,03 triliun, turun 15,34% dibanding torehan 2012 sebesar Rp 1,22 triliun. Direktur Utama AP II Tri S. Sunoko mengaku pengembangan sejumlah bandara tahun lalu meningkatkan beban usaha. Beban usaha 2013 tercatat Rp 2,94 triliun, lebih tinggi dari beban usaha di 2012 sebesar Rp 2,52 triliun. “Kami membangun terminal baru di beberapa bandara seperti di Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, Riau dan juga Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau,” beber Tri, dalam keterangan tertulis kepada wartawan, (26/3). Asal tahu saja, dari 13 bandara kelolaan AP II, baru enam bandara yang menguntungkan yakni Soekarno-Hatta (sekitar Rp 2,1 triliun), Kualanamu (Rp 71 miliar) dan Husein Sastranegara (Rp 22,85 miliar). Ada pula Supadio (Rp 13,24 miliar), Depati Amir (Rp 801 juta) dan Sultan Syarief Kasim II (Rp 16,3 miliar). Sementara bandara yang merugi terbesar adalah Sultan Iskandar Muda (Rp 27,32 miliar).