KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten berencana menggelar
private placement untuk memperkuat permodalan. PT Estika Tata Tiara Tbk (
BEEF) akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 5,15 miliar saham seri baru, yaitu Seri B. Saham BEEF akan dibeli Asia Agri International Pte Ltd. PT MNC Energy Investment Tbk (
IATA) juga berencana menambah modal lewat skema
private placement. IATA akan menerbitkan 2,52 miliar saham baru dan nilai nominal Rp 50 per saham. Aksi ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu dua tahun terhitung sejak 16 Juni 2023. Emiten lain yang berencana menggelar
private placement adalah PT Global Digital Niaga Tbk (
BELI). BELI akan mengeluarkan saham baru sebanyak-banyaknya 4 miliar saham atau setara dengan 3,38% dari modal ditempatkan dan disetor.
Rencana
private placement BELI masih memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham independen perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 Juni 2023 mendatang.
Baca Juga: M Cash Integrasi (MCAS) Akan Private Placement Total 10% dari Modal Disetor CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo mengatakan langkah
private placement yang dilakukan emiten-emiten dengan tujuan penambahan modal melalui calon investor strategis diharapkan dapat memberikan nilai tambah. "
Private placement tentu diharapkan memberikan dampak positif dalam jangka panjang, khususnya pada perbaikan kinerja keuangan emiten dan selanjutnya berpengaruh ke harga sahamnya," kata Praska kepada Kontan.co.id, Minggu (11/6). Praska melihat
private placement umumnya berdampak positif. Terlebih jika proyeksi kinerja keuangan emiten menjadi lebih baik dengan adanya
private placement. Namun, biasanya investor sudah merespons lebih awal sehingga penguatan terjadi dalam jangka pendek. Praska mengatakan ke depannya, investor perlu mencermati kembali kinerja emiten setelah
private placement apakah benar-benar terealisasi membaik atau tidak.
Baca Juga: Kepemilikan Terdilusi, Waskita Karya (WSKT) Masih Jadi Pengendali WSBP Research & Consulting Manager Infovesta Kapital Advisori Nicodimus Kristiantoro melihat, aksi
private placement tentunya akan meningkatkan jumlah saham beredar perusahaan. Kepemilikan saham lama akan terdilusi dan dapat meningkatkan rasio valuasi PER suatu saham. "PER yang dinilai semakin mahal oleh investor akan membuat harga sahamnya mengalami penurunan," ujar Nico. Nico menambahkan jika tujuan
private placement dominan untuk aspek ekspansi bisnis maka dampaknya positif untuk keuangan perusahaan. Tetapi secara umum, prospek saham dari emiten akan mengalami penurunan harga karena terdampak dari mahalnya suatu saham tersebut lantaran EPS mengalami penurunan. Nico mengatakan, dampak
private placement akan kembali lagi ke fundamental emiten. Emiten yang memiliki fundamental yang solid dan prospek bisnis berkelanjutan tidak akan sulit mencatat kenaikan harga.
Baca Juga: GOTO Bakal Gelar Private Placement Dengan Terbitkan 118 Miliar Saham Nico belum dapat merekomendasikan beberapa saham yang akan menggelar
private placement. Pasalnya, harga saham-saham ini masih dalam tren turun.
"Saya hanya merekomendasikan satu emiten untuk
short term buy yakni saham MAPB karena secara indikator teknikal menggunakan pola MACD sedang menuju momentum
time to buy. Terlebih untuk MAPB didukung dengan valuasi PER yang lebih murah dibandingkan rata-rata industri," kata dia. Nico merekomendasikan beli untuk saham MAPB dengan target harga Rp 2.400 per saham. Sementara menurut Praska, saham IATA dan BUKA dapat dicermati dengan strategi beli dalam jangka pendek masing-masing dengan target harga di Rp 95 per saham dan Rp 250 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati