Beda dengan Bank Sentral Lain, Rusia Kerek Bunga Jadi 18%



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga acuan sebesar 200 basis poin menjadi 18% pada Jumat (26/7). Ini karena inflasi yang tinggi dan ketidakseimbangan ekonomi. Alhasil biaya pinjaman di Rusia mencapai titik tertinggi dalam dua tahun. 

Regulator juga menaikkan perkiraan inflasi untuk tahun 2024 ke rentang 6,5%-7%. Sedang proyeksi inflasi tahunan pada tahun 2025 akan turun menjadi 4%-4,5%. Jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom menilai, kenaikan bunga tersebut diperlukan. Tapi beberapa kalangan elit Rusia memilih pendekatan yang lebih dovish.

Suku bunga acuan Rusia mencapai level tertinggi sejak April 2022. Saat itu, Bank Rusia menaikkan suku bunga menjadi 20% setelah Kremlin mengirim pasukan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. 


Baca Juga: Cadangan Devisa India Mencapai Rekor Tertinggi

"Inflasi telah meningkat dan berkembang jauh di atas perkiraan Bank Rusia pada bulan April. Permintaan domestik tumbuh melampaui kemampuan untuk memperluas pasokan barang dan jasa," kata Elvira Nabiullina, Gubernur Bank Sentral Rusia, dalam rilis yang dikutip Reuters. Karena itu, kenaikan bunga dianggap perlu dilakukan, agar inflasi mulai menurun lagi. 

Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga 850 bps sejak paruh kedua tahun 2023. Bank sentral Rusia juga secara mendadak menaikkan bunga pada Agustus 2023, ketika kurs rubel jatuh di bawah 100 terhadap dolar AS. 

Kremlin memang tengah menyerukan kebijakan moneter yang lebih ketat. Inflasi menjadi perhatian utama dimana inflasi di 2023 7,4%. 

Kebijakan ini berbeda dengan apa yang dilakukan bank sentral dunia lainnya. Pekan lalu, European Central Bank memutuskan tidak mengubah kebijakan suku bunga dan kemungkinan memangkas bunga pada September 2024. 

Bank sentral AS juga akan memangkas bunga pada September 2024. Bank of Canada sudah lebih dulu menurunkan suku bunga 25 bps jadi 4,5% pada Rabu (24/7). Pertumbuhan ekonomi yang lesu membuat bank sentral perlu menggairahkan daya beli.

Baca Juga: Nguyen Phu Trong, Pemimpin Lama Vietnam dan Pendukung Diplomasi Bambu, Wafat

Editor: Avanty Nurdiana