MOMSMONEY.ID - Pernah mendengar istilah
toxic positivity? Jika belum, simak penjelasan
toxic positivity di sini.
Toxic positivity merupakan salah satu istilah yang lekat dengan gaya hidup masa kini. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan hal positif yang berlebihan hingga membuatnya menjadi toxic dan memiliki dampak buruk.
Baca Juga: Bikin Libido Turun, Ini 5 Tanda Progesteron Rendah Pada Perempuan Medical News Today menyebutkan dalam lamannya,
toxic positivity adalah sebuah asumsi untuk selalu berpikir positif dalam menghadapi permasalahan. Namun, melupakan emosi dan menjauhi pikiran negatif. Padahal, pikiran negatif dan emosi perlu untuk dirasakan dan diungkapkan.
Toxic positivity berbeda dengan sikap optimistis. Karena orang yang mengalami hal ini biasanya hanya ingin memikirkan hal positif daripada untuk menghadapi permasalahan mereka sendiri. Selain itu mereka juga cenderung untuk mengabaikan emosi yang mereka rasakan dan merasa tidak memerlukan bantuan orang lain. Melansir dari laman
Very Well Mind,
toxic positivity bisa menjadi berbahaya bagi orang yang tengah melalui kesulitan dalam hidup mereka.
Baca Juga: Kepribadian dan Keberuntungan dari Bentuk Dahi, Cek di Sini Merasa malu, menyebabkan rasa penyesalan, memperlambat pertumbuhan emosi seseorang, dan minimnya interaksi yang dibuat bersama orang lain, adalah dampak buruk dari
toxic positivity. Beberapa contoh tindakan yang masuk dalam kategori
toxic positivity adalah seperti menyarankan seseorang untuk berhenti bersedih dalam kesusahannya. Kemudian meminta seseorang untuk fokus berpikir hal positif daripada hal yang sudah hilang atau berlalu, hingga merasa menyesal ketika harus merasa bersedih, marah, dan kecewa. Selain itu, menganggap remeh orang yang tidak memiliki sikap positif juga merupakan sebuah tindakan
toxic positivity. Mengatakan bahwa kebahagiaan merupakan pilihan juga salah satu bentuk
toxic positivity. Karena, apabila seseorang merasakan rasa sedih maka itu adalah kesalahan mereka karena tidak memilih untuk bahagia.
Baca Juga: Anda Mulai Banyak Mengatur dalam Hubungan? Yuk Hindari Mothering Relationship Lalu, bagaimana cara untuk menjauhi
toxic positivity? Yang pasti, untuk mulai berpikir bahwa emosi negatif dan perasaan sedih adalah hal yang normal. Bercerita dengan orang yang dipercaya dan tidak judgemental juga bisa menjadi cara untuk menjauhi
toxic positivity.
Menurut laman
Health Line, penting untuk mendengar dan memberikan validasi tentang perasaan orang lain. Orang lain tentunya memiliki sikap yang berbeda dalam menghadapi permasalahan dan emosinya. Maka dari itu, penting untuk memaklumi cara yang dilakukan orang lain dalam menunjukkan emosinya. Nah, itulah tadi penjelasan tentang
toxic positivity dan juga cara untuk menjauhi sifat tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Christ Penthatesia