Bedah Industri Tambang: Transformasi AMMAN Menjadi Produsen Tembaga Kelas Dunia



KONTAN.CO.ID - Tembaga merupakan komoditas dasar (basic commodity) penting yang terus mengalami peningkatan permintaan seiring maraknya produksi kendaraan listrik dan panel solar.

Indonesia memiliki peran penting dalam industri tembaga dunia. Catatan United States Geological Survey (USGS) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara peringkat keenam tertinggi untuk produksi tembaga hasil tambang dengan total produksi 920 ribu ton di 2022. Tahun lalu juga, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan ekspor bijih tembaga hingga 40,35 persen dari tahun sebelumnya, yang mencapai angka 3,1 juta ton. Nilai ekspor komoditas tersebut tahun lalu juga mencapai USD9,24 miliar dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Berbagai perusahaan pertambangan tembaga di Indonesia beroperasi dalam skala yang tidak main-main. Sebagai contoh, PT Amman Mineral Internasional Tbk (kode saham: AMMN atau disebut dengan AMMAN) yang baru-baru ini melantai di Bursa Efek Indonesia. Melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, perusahaan ini mengoperasikan sumber daya tembaga dan emas berskala dunia, seperti tambang Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB), yang mampu menghasilkan sekitar 8,78 miliar pon tembaga dan 8,7 juta ons emas di tahun 2020. Di bawah kendali AMMAN sejak tahun 2016, tambang ini akan memasuki fase 8, yang memperpanjang umur tambang hingga 2030.


Belum lagi AMMAN memiliki proyek eksplorasi Elang, yang merupakan salah satu cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia, yang belum dikembangkan. Proyek ini digadang akan mulai beroperasi pada tahun 2031. Data cadangan bijih AMMN untuk tambang Batu Hijau dan proyek eksplorasi Elang per tanggal 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas.

Perusahaan Kelas Dunia

Sebelum AMMAN mengambil alih operasional Batu Hijau, tambang tersebut dinilai sudah tidak ekonomis dan akan segera ditutup. Namun sejak tahun 2016, AMMAN berhasil mentransformasi tambang tersebut hingga menjadi salah satu tambang dengan operasional paling efisien di dunia. Dalam enam tahun, AMMAN telah memecahkan rekor Batu Hijau dalam efisiensi operasional dan hasil produksi, sekaligus menetapkan rekor produktivitas alat berat pada skala global.

Direktur Utama AMMAN, Alexander Ramlie, mengatakan bahwa setiap dobrakan yang dilakukan perusahaan, merupakan buah dari pemikiran berani setiap karyawan. “Pemikiran ini memotivasi karyawan kami untuk terus mengasah kemampuan dan melewati capaian yang ada. Kami terus mengkaji prosedur dan teknik bekerja, dengan mentalitas yang siap menghadapi tantangan dan perubahan, demi mencapai keunggulan operasional pertambangan. Operasional AMMAN juga selalu dilaksanakan dengan prinsip keberlanjutan, di mana kami terus berpatokan pada standar global terkait manajemen lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan,” papar Alex.

Selain manajemen kuat dan cadangan yang kaya, AMMAN juga memiliki keunggulan berupa C1 cash cost yang efisien dan keselamatan pertambangan yang baik. C1 cash cost merupakan biaya langsung yang mencakup biaya-biaya yang timbul dalam penambangan dan pengolahan (tenaga kerja, tenaga listrik dan material) ditambah dengan biaya umum dan administratif lokal, biaya pengangkutan, dan biaya realisasi serta biaya penjualan.

Tembaga memang komoditas yang menjadi primadona di era energi hijau ini. Menurut laporan Global EV Outlook 2023 yang diterbitkan oleh International Energy Agency, pasar mobil listrik global mengalami pertumbuhan eksponensial dengan penjualan melebihi 10 juta pada tahun 2022. Pada 2022, 14 persen dari seluruh mobil baru yang terjual adalah mobil listrik, naik dari sekitar 9 persen pada tahun 2021 dan kurang dari 5 persen pada tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Indah Sulistyorini