Begini arah gerak IHSG setelah menyentuh rekor tertinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa atau all time high pada perdagangan Senin (22/11)..Kala itu, IHSG menyentuh di level 6.723,39 pada penutupan perdagangan.

Meski demikian, gerak IHSG sudah kurang masif pasca menyentuh level tertingginya. Pada perdagangan hari ini, IHSG hanya menguat 0,08% ke level 6.683,277. Bahkan kemarin, IHSG melemah 0,68%.

Analis Phillip Sekuritas Indonesia Dustin Dana Pramitha mengatakan, level support dan resistance IHSG saat ini berada di level 6.653 dan 6.754. Dustin menilai, IHSG masih punya peluang untuk mencetak rekor terbaru.


Baca Juga: Pendapatan naik 6,11%, Telkomsel dan IndiHome jadi motor pertumbuhan Telkom (TLKM)

Hanya saja, yang perlu diperhatikan pelaku pasar adalah implementasi dari rencana pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level ketiga menjelang akhir tahun. Pasar akan mencermati akan sejauh apa batasannya.

Dari eksternal, terkait gambaran suku bunga Amerika Serikat (AS), Dustin menilai ekspektasi kenaikan di tahun mendatang sudah mulai bisa diterima pasar, sehingga volatilitas pasar akibat sentimen tersebut akan cenderung sesaat.

Ditambah, harga komoditas mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan seiring dengan musim dingin yang sudah menjelang. Permintaan dari China dan Uni Eropa diperkirakan akan tetap tinggi.

Dus, Dustin menilai, bulan ini IHSG masih punya peluang untuk menguat. “Profit taking tentu ada di setiap momen pergerakan harga yang sudah mengalami penguatan. Jadi saya rasa sentimen positif lebih menyelimuti pergerakan IHSG di sisa tahun ini,” terang Dustin kepada Kontan.co.id, Rabu (24/11).

Baca Juga: Simak proyeksi IHSG dan rekomendasi saham untuk perdagangan Kamis (25/11)

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menilai, wajar jika IHSG mengalami koreksi setelah berturut-turut mencapai all time high. Adapun level support IHSG terdekat berada di level 6.628 dan 6.550.

Cheryl menilai, peluang IHSG sangat terbuka lebar untuk mencetak level tertinggi berikutnya. Sejumlah katalis pun cukup mendukung. Dari dalam negeri, aktivitas perekonomian mulai normal. Purchasing Mangers’ Index (PMI) naik ke level 57,2 di Oktober 2021. Consumer confidence juga naik ke masa sebelum pandemi di level 113.

“PPKM level diturunkan pemerintah menjadi level 1, transportasi internasional terbatas mendukung meningkatkan konsumsi dalam negeri,” kata Cheryl.

Sementara analis Panin William Hartanto mengatakan, IHSG yang sudah pernah mencapai all time high di level 6.754, maka level tersebut yang menjadi resistance IHSG saat ini. Kalaupun terdapat koreksi akibat ambil untung (profit taking), William menilai koreksi ini bersifat wajar.

“Walaupun diyakini window dressing sudah terjadi, namun bukan berarti tidak akan ada pelemahan sama sekali. Menurut saya pergerakan IHSG sekarang memasuki uptrend,” terang William.

Baca Juga: Penutupan kode broker mulai 6 Desember 2021, berikut beberapa tujuannya

Selain window dressing, investor disarankan mengamati perkembangan kasus Covid-19 untuk menilai dampaknya terhadap pasar, apakah akan signifikan atau tidak. William menyebut, asalkan kasus positif Covid-19 terkendali, maka penguatan pasar akan berlanjut hingga tahun depan dan tidak ada gejolak.

William menilai, sektor manufaktur, otomotif, dan barang konsumsi bisa dicermati saat ini. Saham pilihan di sektor ini antara lain PT Astra International Tbk (ASII), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO),  PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) juga menjadi saham pilihan. William merekomendasikan buy untuk saham-saham ini. 

Baca Juga: Pasar saham bullish, Avrist AM fokus pilih saham big cap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati