Begini BI menilai kondisi perekonomian global saat ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat kondisi ekonomi global masih mengalami ketidakpastian. Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) serta risiko geopolitik dinilai terus menekan perekonomian dunia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kenaikan tarif dagang oleh AS dan China makin menurunkan volume perdagangan dan juga pertumbuhan perekonomian dunia.

Baca Juga: BI mendesak perbankan segera turunkan suku bunga deposito dan kredit


AS merupakan salah satu negara yang terkena imbasnya. Pelaku perang dagang ini tercatat mengalami perlambatan ekonomi, sebagai hasil dari penurunan ekspor dan investasi non residensial.

Tidak hanya AS, perlambatan ekonomi juga ada di beberapa negara, seperti Eropa, Jepang, China, dan India. Ini juga merupakan imbas dari penurunan ekspor yang berdampak pada penurunan permintaan domestik.

Namun, perlambatan perekonomian dunia ini juga menekan angka inflasi. Hal ini disebabkan oleh harga komoditas yang juga menurun. Ini yang merupakan menjadi peluang bagi beberapa negara untuk melakukan stimulus fiskal dan bank sentral di berbagai dunia melonggarkan kebijakan moneter.

Selain itu, BI juga melihat adanya ketidakpastian pasar uang yang mendorong pergeseran. "Lalu ada juga komoditas emas yang memberi aliran modal ke negara berkembang, termasuk Indonesia, secara deras," ujar Perry, Kamis (19/9).

Baca Juga: BI 7DRRR turun tiga kali, pengusaha desak perbankan segera turunkan bunga kredit

Meski begitu, BI meminta agar pemerintah tetap harus waspada dan harus mempersiapkan langkah antisipatif karena ini juga mampu memengaruhi upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi.

"Oleh karena itu, Indonesia juga tetap harus bisa menjaga arus masuk modal asing. Kemampuan Indonesia dalam menjaga ini bisa menjadi penopang stabilitas eksternal," tambah Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli