Begini Capaian Kinerja GOTO hingga Semester I-2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setahun Patrick Walujo menjadi nakhoda PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Patrick resmi diangkat menjadi direktur utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Juni 2023. 

Dalam setahun terakhir, kinerja emiten teknologi ini terus menunjukkan perbaikan. Pendapatan GOTO konsisten terus bertumbuh dan diimbangi oleh efisiensi beban-beban. 

Yang teranyar, rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk GOTO mencapai Rp 2,69 triliun per Juni 2024. Ini menyusut 62,30% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 7,16 triliun di Juni 2023. 


Dari top line, pendapatan bersih GOTO meningkat 12,40% YoY menjadi Rp 7,73 triliun di semester I-2024. Pada periode yang sama di tahun 2023, pendapatan bersih GOTO mencapai Rp 6,88 triliun. 

Baca Juga: GOTO Makin Efisien, Biaya dan Beban 6 Bulan Dipangkas 27%

Sejalan dengan itu, beban dan biaya yang harus dipikul GOTO mengalami efisiensi. Per Juni 2023, jumlah beban GOTO hanya sebesar Rp 9,46 triliun atau turun 27,15% YoY dari Rp 12,99 triliun. 

Pria dengan nama asli Sugito Walujo mengatakan di akhir tahun pertama ia menjabat sebagai direktur utama GOTO telah mencatatkan fundamental terkuat hingga saat ini. 

"Saya bangga dapat berperan dalam peningkatan tersebut. Saya bergabung dengan tim yang kuat dan didukung talenta baru yang telah mendorong pertumbuhan lebih lanjut," jelasnya, Selasa (30/7). 

Patrick bilang percepatan pertumbuhan ini kembali menegaskan tepatnya strategi GOTO untuk fokus pada konsumen mass market. GOTO akan terus fokus kepada konsumen yang membutuhkan kenyamanan maupun mementingkan harga. 

"Langkah ini akan terus menjadi landasan pertumbuhan GOTO, seiring dengan upaya dalam meningkatkan top line dan mencapai EBITDA Grup yang disesuaikan breakeven untuk keseluruhan tahun buku 2024," kata dia. 

Baca Juga: Rugi Bersih GOTO Turun 61%, Tersisa Rp 2,84 Triliun di Semester I-2024

Indikator EBITDA yang disesuaikan Grup GOTO juga mengalami perbaikan yang signifikan sebesar 93% secara tahunan menjadi minus Rp 209 miliar per Juni 2024 dibandingkan posisi per Juni 2023 sebesar minus Rp 2,8 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi