MOMSMONEY.ID - Pandemi menyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah terganggu, mau tidak mau metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) pun dilakukan. Sayangnya, metode ini dikeluhkan kurang efektif dan menyebabkan anak justru lebih dekat dengan gawai. Orangtua sulit membatasi anaknya memegang gawai dengan alasan untuk belajar padahal sebenarnya hanya bermain media sosial maupun game. Stefanus Hutajulu, Guru Bina Bangsa School menyebut ada penurunan kualitas anak Indonesia yang terpampang nyata di mata publik. Anak yang terlalu menikmati gawai jadi tidak responsif dalam belajar dan sulit menyerap materi ajar. Oleh karena itu, menurutnya pemerintah perlu menyusun kurikulum online serta infrastruktur yang tepat agar anak bisa tetap mengembangkan potensinya. “Sekarang anak-anak SD diberi foto pahlawan atau presiden itu tidak tahu, tetapi kalau gambar artis dan selebgram mereka tahu. Lagu-lagu perjuangan mereka tidak hafal, pancasila tidak hafal, tetapi kalau lagu populer hafal, ini berbahaya dalam jangka panjang kita harus sadar,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (7/7)
Begini Cara Atasi Kecanduan Anak Terhadap Gawai Selama Pandemi
MOMSMONEY.ID - Pandemi menyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah terganggu, mau tidak mau metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) pun dilakukan. Sayangnya, metode ini dikeluhkan kurang efektif dan menyebabkan anak justru lebih dekat dengan gawai. Orangtua sulit membatasi anaknya memegang gawai dengan alasan untuk belajar padahal sebenarnya hanya bermain media sosial maupun game. Stefanus Hutajulu, Guru Bina Bangsa School menyebut ada penurunan kualitas anak Indonesia yang terpampang nyata di mata publik. Anak yang terlalu menikmati gawai jadi tidak responsif dalam belajar dan sulit menyerap materi ajar. Oleh karena itu, menurutnya pemerintah perlu menyusun kurikulum online serta infrastruktur yang tepat agar anak bisa tetap mengembangkan potensinya. “Sekarang anak-anak SD diberi foto pahlawan atau presiden itu tidak tahu, tetapi kalau gambar artis dan selebgram mereka tahu. Lagu-lagu perjuangan mereka tidak hafal, pancasila tidak hafal, tetapi kalau lagu populer hafal, ini berbahaya dalam jangka panjang kita harus sadar,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (7/7)