KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus Covid-19 varian Mu atau B.1.621 harus diantisipasi. Pemerintah meminta masyarakat agar selalu patuh dan disiplin pada protokol kesehatan meski kasus Covid-19 terus menurun setiap hari. Selain itu, pemerintah juga mengimbau agar masyarakat segera melakukan vaksinasi untuk memperkuat antibodi tubuh dan tidak boleh lengah di masa PPKM bertingkat. Varian Mu menurut riset awal World Health Organization (WHO), kebal terhadap vaksin. Oleh sebab itu, WHO mengkategorikan varian ini sebagai varian yang diwaspadai atau variant of Interest (VoI) sehingga menjadi perhatian khusus.
Epidemiolog Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, ada sejumlah cara yang dapat mencegah COVID-19 varian Mu. Seperti disiplin protokol kesehatan, vaksinasi serta penerapan tracing, testing, dan treatment (3T).
Baca Juga: Ini alasan WHO coret 3 varian virus corona dari daftar VOI Tak hanya itu, protokol kesehatan yang diterapkan benar-benar harus 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi. "Sebetulnya reaksi, respons, atau strateginya tetap sama, yaitu 3T, 5M, dan vaksinasi," kata Dicky. Varian Mu dikategorikan sebagai varian yang diwaspadai WHO, karena varian Mu lebih cepat menular. Pasalnya, dalam sembilan bulan sejak ditemukan pertama kali pada Januari 2021 di Kolombia, sudah terdeteksi di 43 negara. Sampai saat ini penyebaran varian Mu di antara kasus COVID-19 di dunia masih berada di bawah angka 0,1 persen. Varian Mu yang diduga kebal terhadap vaksin, bisa menurunkan efikasi vaksin dan antibodi. Bahkan Dicky bilang, penyintas COVID-19 tetap berpotensi terinfeksi varian Mu sehingga masyarakat yang terinfeksi varian Delta atau terinfeksi Alpa tetap bisa terinfeksi dengan Mu. Dicky berharap pemerintah tetap memperketat pintu masuk negara. Menurut dia, bagi warga yang masuk ke Indonesia tidak cukup hanya menunjukkan hasil tes negatif COVID-19, namun juga karantina.
"Karantina efektif selama tujuh hari bagi yang sudah divaksin lengkap dengan vaksin yang efektif misal messenger RNA, kemudian tesnya negatif. Kalau yang belum vaksin lengkap karantina 14 hari, kemudian tesnya negatif," kata Dicky. Meski varian Mu belum terdeteksi di Indonesia, namun masyarakat harus waspada. Pasalnya, virus corona terus bermutasi dan memunculkan varian baru. "Tetap perketat dan disiplin prokes 5M, ikuti vaksinasi agar pandemi COVID-19 segera berakhir," saran Dicky.
Baca Juga: Catat prosedur terbaru kedatangan penumpang internasional Bandara Soekarno-Hatta Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana