Begini Cara Mengatasi Asam Urat agar Tidak Kumat Lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asam urat, penyakit yang bisa diderita oleh semua orang. Ini cara mengatasi asam urat agar tak mudah kumat lagi.  

Hiperurisemia atau tingginya kadar asam urat dalam darah dapat menyebabkan rasa tidak nyaman bagi penderitanya. 

Baca Juga: Selain Menurunkan Kolesterol, Ini Manfaat Mengkudu untuk Kesehatan


Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, penyakit ini dapat menyebabkan sendi membengkak, nyeri tak tertahankan, terkadang disertai rasa panas. 

Gejala asam urat tinggi kerap muncul di persendian jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki. 

Untuk memastikan tingginya kadar asam urat seseorang, dibutuhkan pemeriksaan darah. 

Cara menyembuhkan asam urat secara total biasanya dilakukan dengan meringankan gejala penyakit dan menjaga kadar asam urat agar tidak melonjak. 

Untuk meringankan rasa sakit saat asam urat tinggi, Anda bisa menempelkan kantong es pada sendi yang terasa nyeri. 

Dokter biasanya juga meresepkan obat asam urat berupa pereda rasa sakit dan obat untuk menurunkan kadar asam urat. 

Selain itu, cara untuk menyembuhkan asam urat agat tak kambuh lagi bisa dengan memodifikasi gaya hidup. 

Melansir buku Solusi Sehat Mengatasi Asam Urat & Reumatik (2009) oleh Redaksi AgroMedia, berikut cara mengontrol kadar asam urat: 

1. Membatasi konsumsi protein 

Dalam kondisi normal, konsumsi zat purin yang banyak terdapat dalam protein boleh mencapai 600-1.000 miligram per hari. 

Namun, untuk penderita asam urat konsumsinya dibatasi hanya 120-150 miligram per hari. 

Penderita asam urat hanya boleh mengonsumsi asupan protein antara 50-70 gram per hari. 

Bila kadar asam urat di atas normal (lebih dari 7mg/dl), Anda sama sekali tidak disarankan mengonsumsi asupan tinggi purin. 

Asupan dengan kadar purin sedang masih boleh dikonsumsi, namun takarannya dibatasi. 

Konsumsi daging, ayam, dan ikan hanya boleh dikonsumsi 50-75 gram per hari. 

Sayur dengan kadar purin tinggi seperti bayam, asparagus, atau kangkung sebaiknya dikonsumsi tak lebih dari 100 gram per hari. 

Sedangkan tahu, tempe, dan oncom boleh dikonsumsi maksimal 50 gram per hari. 

2. Menambah konsumsi karbohidrat kompleks 

Penderita asam urat disarankan mengonsumsi karbohidrat kompleks. Konsumsi karbohidrat lebih dari 100 gram per hari. 

Pilihannya bisa nasi beras meras, ubi, singkong, dan roti gandum. 

Hindari makanan yang mengandung karbohidrat sederhana sejenis fruktosa seperti permen, gulali, dan sirup. 

3. Menyesuaikan asupan dan kebutuhan energi 

Penderita asam urat perlu mengetahui dengan pasti jumlah kebutuhan asupan energi atau kalori yang dikonsumsi sehari-hari. 

Jumlah tersebut biasanya disesuaikan dengan usia, tinggi badan, berat badan, dan jenis aktivitas sehari-hari. 

Pasokan asupan yang terlalu banyak kalori bisa menumpuk dalam tubuh dan memengaruhi kondisi kesehatan secara keseluruhan. 

4. Mengurangi konsumsi lemak 

Atur porsi lemak agar porsinya hanya 10-15 persen dari total kebutuhan kalori atau energi. 

Makanan yang tinggi lemak seperti jeroan, makanan laut, masakan bersantan, gorengan, dan mentega sebaiknya dihindari. 

Makanan tinggi lemak dapat menghambat ekskresi (pengeluaran) asam urat melalui urine. 

5. Meningkatkan cairan dan hindari alkohol 

Penderita asam urat disarankan untuk banyak mengonsumsi cairan. Anda sebaiknya minum air putih 2,5 liter atau 10 gelas per hari. 

Cairan juga bisa didapatkan dari buah-buahan yang mengandung banyak air. Selain itu, hindari konsumsi minuman beralkohol. 

Alkohol dapat meningkatkan asam laktat plasma yang dapat menghambat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh. 

Kombinasi antara mengonsumsi obat dari dokter dan menjaga perilaku hidup sehat dapat menurunkan kadar asam urat. Dengan kombinasi tersebut, diharapkan asam urat tidak kambuh lagi.

Baca Juga: Kopi Hitam Bisa Mencegah Asam Urat Kumat Lagi, Benarkah?

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Cara Menyembuhkan Asam Urat agar Tak Gampang Kambuh", 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati