JAKARTA. Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) menjelaskan produksi uang kertas membutuhkan waktu 21 hingga 22 hari. Sedangkan pencetakan uang logam memakan waktu sekitar 5 hari. "Perbedaan waktu ini karena teknik dan bahan baku uang," kata Kepala Divisi Produksi Uang Rupiah Perum Peruri Suhadak Bahariawa di pabrik pencetakan uang milik mereka di Karawang Timur, Jawa Barat, Rabu (18/1). Produksi uang kertas dan logam dilakukan di gedung berbeda dengan pengamanan tingkat tinggi. Terdapat juga lokasi khusus untuk produksi kertas non uang dan logam nonuang.
Pencetakan uang kertas dimulai dengan pengukiran pelat baja pencetak yang dilakukan dengan sistem komputer. Uang kemudian akan memasuki tahap cetak awal. Pada tahap ini uang akan diisi gambar saling isi (rectoverso) sebagai pengaman. Setelah dicetak, uang harus menunggu selama 2 hari ditambah 8 jam sebelum masuk tahap selanjutnya. Proses selanjutnya adalah intaglio atau pencetakan kembali, dimulai dari bagian belakang kemudian bagian depan. Namun, dua pencetakan ini juga harus dijeda 2 hari agar tinta benar-benar meresap. Akan ada pemeriksaan manual sebelum proses selanjutnya, yakni pemberian nomor seri uang. Setelah diperiksa secara saksama, uang akan masuk tahap pemotongan dari lembaran besar menjadi potongan uang sebagaimana yang beredar saat ini. Selanjutnya, uang yang telah selesai dicetak akan dikemas dan dikirimkan kembali ke Bank Indonesia untuk diedarkan. Khusus untuk uang kertas yang cacat, akan dipisahkan namun tetap dikirim ke BI dengan catatan cacat dan tak layak edar. Sementara itu, pencetakan uang logam lebih sederhana karena tidak membutuhkan pengamanan khusus. Meski demikian, bentuk uang logam yang berbentuk relief memiliki kerumitan tersendiri karena membutuhkan pekerja seni untuk proses awal. "Kalau kertas otomatis langsung cetak. Kalau logam ada
artist khusus," kata Suhandak.
Dalam produksi uang logam, perusahaan mencetak desain dengan gips yang dilaser khusus agar bisa terlihat konturnya. Kemudian, akan ada pemahatan dengan sistem komputasi. Setelah itu, pencetakan akan dilakukan di material logam yang telah dibentuk melingkar (
rimming). Lepas dicetak, uang logam akan melalui tahap pemeriksaan untuk kemudian dikemas dan diserahkan kembali ke BI. Pada tahun 2017, Peruri mencetak sebanyak 12,9 miliar bilyet (lembar) uang dan 2,5 miliar keping uang rupiah sesuai dengan penugasan dari Bank Indonesia. "Cetak uang kertas itu 12,9 miliar bilyet dan uang logamnya 2,5 miliar keping," kata Direktur Utama Perum Peruri Prasetio. (Irma Junida) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini