Begini cara produsen mobil China, Korsel, dan India kuasai otomotif Indonesia



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Selama ini pangsa pasar otomotif dikuasai oleh Agen pemegang merk (APM) asal Jepang. Tetapi pemain diluar Jepang punya strategi untuk bisa bertahan mendapatkan pangsa pasar nasional. Misalnya merk asal India Tata Motors punya fokus di pasar komersil. Kiki Fajar, Corporate Communications Head PT Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) menjelaskan pasar kendaraan komersil masih prospektif. Dari catatan Tata penjualan ritel truk perusahaan dari April-September tahun ini sebanyak 180 unit, lebih tinggi 109% dibandingkan periode yang sama pada tahun fiskal 2017-2018. "Pasar logistik masih baik yang membantu penjualan. Merk seperti Wings Group dan DHL sudah mulai banyak beli produk kami," kata Kiki kepada Kontan.co.id, Selasa (26/11). Menurutnya dalam periode tahun fiskal April 2018-Maret 2019, diharapkan ada kenaikan penjualan 15%. Adapun dari data Gaikindo, penjualan retail sales Tata periode Januari-Oktober 2018 mencapai 857 unit atau naik 4,5% dari periode sama tahun lalu sebanyak 820 unit. "Tantangan kami saat ini ada di pembatasan kuota impor yang ditetapkan pemerintah beberapa saat lalu," kata Kiki. Hal ini wajar saat ini Tata masih mengimpor produknya dari pabrik di India. Kiki mengaku saat ini perusahaan memang punya visi untuk bisa merakit kendaraan secara Completely Knock Down (CKD). Namun perlu ada skala ekonomis yang bisa meyakinkan pihak prinsipal menaruh investasinya di Indonesia.

"Kalau tiap bulan bisa menjual 600 unit sampai 800 unit baru bisa CKD. Tapi kita baru 5 tahun di Indonesia. Jadi perlu perkenalan brand terlebih dulu dan butuh penyesuaian ke customer fleet (pengusaha) agar mereka yakin akan produk kami," katanya. Selain itu merk Korea Selatan yakni Hyundai juga tak mau kalah. Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) Mukiat Sutikno, mengatakan masih optimistis untuk terus eksis di pasar otomotif nasional. Dua model andalan yakni model SUV yakni All New Hyundai Santa Fe dan MPV bongsor New H-1. Selain itu ada model lain yang masih dijual yakni Tucson, i20 dan Grand i10. "Meski pasar nasional cenderung tidak bergeming, kami masih upayakan genjot penjualan," kata Mukiat kepada Kontan.co.id, Selasa (26/11). Tahun ini Hyundai menargetkan penjualan sebanyak 1.300 unit. Adapun tahun lalu penjualan wholesales Hyundai mencapai 1.271 unit. Mengenai investasi untuk pengembangan produksi model baru di Indonesia, Mukiat belum mau berkomentar. Adapun untuk saat ini, pabrik Hyundai di Bekasi, Jawa Barat, kini hanya merakit satu model, yaitu H-1. Sementara itu pemain Eropa yakni Mercedes-Benz lebih fokus ke pasar premium. Deputy Director Sales Operation & Product Mangement PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto menjelaskan saat ini lebih dari 50% penjualan dari model sedan. Sedangkan 35% penjualan dari model Sport Utility Vehicle (SUV) dan porsi kecil MPV. Sayangnya detail angka penjualan belum dapat dibeberkan. "Saat ini model C-Class dan E-Class masih banyak peminatnya. Secara trend penjualan di merk kami masih tetap positif dan kami melihat market premium tetap positif permintaan di Indonesia," papar Kariyanto kepada Kontan.co.id, Selasa (26/11). Permata Islam, Marketing General Manager PT Sokonindo Automobile menjelaskan tahun ini pihaknya tak memfokuskan untuk kejar target penjualan. Di tahun pertama ini, DFSK akan punya tiga target yang lebih diutamakan. "Bangun produk yang baik, penambahan jaringan diler dan juga penguatan after sales," kata Arta kepada Kontan.co.id baru-baru ini. Selain itu merk Cina lain, Wuling Motors (Wuling) dalam dua tahun di Indonesia sudah masuk ke 10 besar merk dengan penjualan terbanyak di Indonesia. Bahkan awal bulan November Wuling mulai memasarkan kendaraan Light Commercial Vehicle (LCV) alias kendaraan niaga bernama Wuling Formo. Dian Asmahani, Brand Manager Wuling Motors menjelaskan masuknya Wuling ke pasar LCV diakui sudah diriset sebelum masuk ke Indonesia. Menurutnya brand lain yang sudah masuk ke pasar ini langsung meraih hasil positif. "Oleh karena itu kami lihat pasarnya prospektif," kata Dian, Rabu (7/11). Dian mengaku sebagai merk baru dalam negeri perusahaan tak mengejar angka penjualan. Adapun awal tahun, Wuling Motors menargetkan penjualan sebanyak 30.000 unit. Lewat dua model MPV andalannya Confero dan Cortez. Hanya saja target tersebut akan dikoreksi oleh Wuling. "Ada koreksi target. Untuk tahun kedua tahun ini kami fokus ke customer service, sales service dan pengembangan network (jaringan)," papar Dian beberapa saat lalu. Saat ini jumlah diler sudah mencapai 83 diler. Dian mengaku sampai akhir tahun masih akan ada penambahan diler lagi. Sayang belum disebut angkanya. Untuk tahun depan. Rencananya Wuling Motors menargetkan akan meluncurkan model baru. Kali ini segmen Sport Utility Vehicle (SUV). "Semester I-2019 rencananaya kami akan luncurkan SUV," papar Dian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Azis Husaini