Begini cara UNIC bertahan tahun depan



JAKARTA. Tahun depan, dunia usaha dihadapkan pada sejumlah tantangan. Diantaranya kenaikan bahan bakar minyak (BBM), potensi kenaikan upah minimum dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Bagaimana PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) menyiasati hal ini?

Yani Alifen: Presiden Direktur UNIC mengatakan, saat ini pihaknya sudah menggunakan gas sebagai bahan bakar penggerak mesin. Sehingga, perusahaan produk kimia ini tidak merasakan dampak secara langsung dari kenaikan BBM.

Namun, kenaikan BBM ini hampir dapat dipastikan mempengaruhi ongkos-ongkos lain seperti adanya kenaikan upah minimum dan TDL. Belum lagi, kompetisi sebagai produsen Alkybenzene kian ketat. Maklum, beberapa waktu belakangan terjadi peralihan penggunaan Alkybenzene ke alkohol. Adapun, pelanggan UNIC merupakan perusahaan-perusahaan deterjen. 


"Satu-satunnya cara yang harus kami lakukan adalah memangkas biaya-biaya tidak produktif, seperti pengeluaran untuk perjalanan," ujar Yani, Rabu (19/11). 

Perseroan tetap akan mendorong penjualan. Tahun depan, UNIC menargetkan volume produksi bisa naik 3% menjadi 159.000 metrik ton (MT). Semakin besar volume penjualan, maka beban bisa ditekan. Namun, Yani mengaku belum bisa memproyeksikan angka penjualan.

Pasalnya, ia hal tersebut tergantung kondisi pasar yang berujung pada kebijakan perseroan dalam menentukan harga jual. Maklum saja, tahun ini UNIC harus melakukan penyesuaian harga agar lebih kompetitif.

Hal ini menyusul peralihan penggunaan Alkybenzene yke alkohol. Pengalihan ini lantaran harga alkohol yang lebih murah. Tak pelak, perseroan pun memperkirakan, penjualan bersih tahun ini hanya akan ada di kisaran US$ 390 juta. Sedangkan, laba bersih sekitar US$ 6 juta-US$ 7 juta. 

Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu, terdapat penurunan sekitar 11,15% pada pendapatan, yakni dari US$ 438,99 juta. Begitu juga dengan laba bersih yang tahun lalu bisa menyentuh angka US$ 8,57 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan