KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang disebut Kementerian Keuangan akan mulai berjalan pada semester pertama 2026. Rencana ini membawa perubahan signifikan bagi struktur pasar modal Tanah Air. Analis menilai demutualisasi berpotensi memperkuat governance bursa, meningkatkan efisiensi, sekaligus mengubah dinamika hubungan antara bursa dan pelaku pasar. Head of Research KISI Sekuritas, Muhammad Wafi mengatakan demutualisasi berpotensi membuat BEI menjadi lebih korporatif dan berorientasi profit. Transformasi ini umumnya mendorong peningkatan standar tata kelola, transparansi, serta penguatan teknologi bursa. “Efeknya bisa meningkatkan likuiditas kalau governance, transparansi, dan teknologi makin kuat. Bursa yang lebih agresif menarik issuer serta investor institusi global biasanya lebih likuid,” ujar Wafi kepada Kontan, Selasa, (9/12/2025).
Begini Dampak Demutualisasi BEI ke Investor, Simak Analisisnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang disebut Kementerian Keuangan akan mulai berjalan pada semester pertama 2026. Rencana ini membawa perubahan signifikan bagi struktur pasar modal Tanah Air. Analis menilai demutualisasi berpotensi memperkuat governance bursa, meningkatkan efisiensi, sekaligus mengubah dinamika hubungan antara bursa dan pelaku pasar. Head of Research KISI Sekuritas, Muhammad Wafi mengatakan demutualisasi berpotensi membuat BEI menjadi lebih korporatif dan berorientasi profit. Transformasi ini umumnya mendorong peningkatan standar tata kelola, transparansi, serta penguatan teknologi bursa. “Efeknya bisa meningkatkan likuiditas kalau governance, transparansi, dan teknologi makin kuat. Bursa yang lebih agresif menarik issuer serta investor institusi global biasanya lebih likuid,” ujar Wafi kepada Kontan, Selasa, (9/12/2025).