KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap sebesar 3,6 GW yang ditergetkan berlangsung hingga 2025 mendatang ternyata ikut menyeret PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Bahkan, perusahaan pelat merah tersebut berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp 5,7 triliun. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, implementasi PLTS Atap yang mencapai 3,6 GW nantinya berdampak pada pengusahaan listrik oleh PLN. "Dengan target 3,6 GW berpotensi mengurangi pendapatan PLN Rp 5,7 triliun. Angkanya ini bergantung masyarakat memanfaatkan Permen ini," terang Dadan dalam Konferensi Pers Virtual, Jumat (27/8).
Begini dampak pengembangan PLTS Atap terhadap pendapatan PLN
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap sebesar 3,6 GW yang ditergetkan berlangsung hingga 2025 mendatang ternyata ikut menyeret PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Bahkan, perusahaan pelat merah tersebut berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp 5,7 triliun. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, implementasi PLTS Atap yang mencapai 3,6 GW nantinya berdampak pada pengusahaan listrik oleh PLN. "Dengan target 3,6 GW berpotensi mengurangi pendapatan PLN Rp 5,7 triliun. Angkanya ini bergantung masyarakat memanfaatkan Permen ini," terang Dadan dalam Konferensi Pers Virtual, Jumat (27/8).