Begini Dampak Penurunan Tiket Pesawat terhadap Penumpang Jelang Nataru 2025



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga tiket pesawat menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) diproyeksikan memberikan dampak positif bagi penumpang.

Sekretaris Jenderal INACA (Indonesia National Air Carriers Association), Bayu Sutanto, menyatakan bahwa beberapa kebijakan telah disepakati dalam rapat Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait untuk mendorong realisasi target tersebut.  

"Yang diturunkan 50% adalah PSC (Passenger Service Charge) atau PJP2U, yang sering disebut airport tax. Biaya ini merupakan tarif penggunaan terminal bandara yang dibayarkan kepada pengelola bandara. Dengan diskon ini, harga tiket yang dibayarkan penumpang secara otomatis juga turun," ujar Bayu kepada KONTAN, Rabu (27/11).


Ia menambahkan bahwa kebijakan ini merupakan hasil kesepakatan bersama antara Kementerian Perhubungan, Pertamina Patra Niaga, Angkasa Pura Indonesia, serta maskapai. "Diskon 50% PSC ini berlaku khusus di bandara-bandara yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan selama musim libur Nataru," jelasnya.  

Selain penurunan PSC, ada dua kebijakan lain yang akan membantu mengurangi beban harga tiket, yaitu penyesuaian fuel surcharge yang turun dari maksimal 10% menjadi 2%, serta harga avtur yang tidak dinaikkan pada Desember 2024.

Menurut Bayu, harga avtur seharusnya naik sekitar 7%-10% karena pengaruh kurs dolar AS dan harga minyak dunia, namun kebijakan tersebut berhasil ditahan sementara waktu.  

Meski langkah-langkah ini menjadi angin segar bagi penumpang, Bayu mengungkapkan bahwa belum semua keputusan final, terutama yang berkaitan dengan bandara-bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura Indonesia.

Menurutnya, keputusan terkait penyesuaian di bandara-bandara Angkasa Pura dan stabilitas harga avtur perlu ditanyakan lebih lanjut kepada Menko Bidang Maritim dan Investasi, Menteri Perhubungan, dan Menteri BUMN sebagai pemegang saham Angkasa Pura Indonesia dan Pertamina Patra Niaga.

Dari sudut pandang maskapai, kebijakan ini memberikan tantangan tersendiri. Maskapai harus tetap menjaga operasional dengan efisien meskipun ada penurunan beberapa komponen biaya yang selama ini ditanggung langsung oleh penumpang.

Kebijakan ini menjadi kesempatan sekaligus tantangan. Ia berharap semua pihak terkait dapat mendukung keberlanjutan operasional maskapai.

Selanjutnya: Quick Count Charta Politica Pilkada Jakarta Data 43,5%: Pramono-Rano Sementara Unggul

Menarik Dibaca: Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Gencatan Senjata Timur Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .