Begini Efek Krisis Perbankan di AS Terhadap Pasar Kripto



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis perbankan membentuk efek positif terhadap harga Bitcoin (BTC) dan pasar kripto secara keseluruhan. Hal itu tercermin dari harga Bitcoin yang tengah bergerak menguat belakangan ini.

Bitcoin sempat menyentuh US$ 28.000 per koin atau menguat 1,41% dalam 24 jam terakhir pada Senin (27/3) pukul 08.00 WIB. Melansir Coinmarketcap.com pada Senin pukul 16.55 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 27.851 per koin.

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan, kenaikan harga BTC dipengaruhi oleh gejolak krisis perbankan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.


Krisis yang terjadi terhadap bank-bank besar bisa menimbulkan efek domino positif ke market kripto. Sebab, tingginya ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank akan menguntungkan aset kripto sebagai tempat penyimpanan aset investor.

Baca Juga: Harga Bitcoin Lagi Naik, Ini Sentimen Pendorongnya

“Ini akan meningkatkan akumulasi dan pembelian aset yang mendorong market kripto reli. Krisis perbankan juga dapat menurunkan nilai mata uang, terutama dolar AS,” ujarnya kepada Kontan, Senin (27/3).

Sentimen pendorong lain yang menguatkan harga Bitcoin adalah pernyataan dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen. Menurut Fyqieh, pernyataan Yellen mampu menenangkan kegelisahan pasar dan meyakinkan investor bahwa deposito bank aman dan pembuat kebijakan memiliki alat untuk mengatasi krisis perbankan.

“Yellen berperan dalam memberikan sesi bullish untuk Indeks saham AS, sehingga mendukung reli kripto Bitcoin,” ungkapnya.

Fyqieh memprediksi, Bitcoin akan berada di kisaran US$ 30.000 per koin. Sebab, harga itu merupakan harga psikologis dan banyak investor yang pasang sell limit order di area tersebut.

“Apabila berbalik arah menuju support, maka area US$ 25.000 merupakan support yang cukup kuat,” paparnya.

Menurut Fyqieh, para investor sebaiknya melakukan akumulasi secara berkala untuk mendapatkan harga rata-rata terbaik di tengah isu stablecoin, bank, dan inflasi yang bermasalah. Investor bisa melakukan divesifikasi portofolio, bergantung dari seberapa risiko yang bisa terima.

“Jika moderat, maka bisa hold Bitcoin lebih banyak daripada altcoin dengan rasio 40% - 60% dan 30% dalam bentuk stablecoin, serta maksimal 10% dari total portofolio berbentuk altcoin,” ungkapnya.

Baca Juga: Bitcoin Berpotensi Menguat Pasca Kenaikan Suku Bunga The Fed

Fyqieh mengatakan, harga dasar altcoin akan ikut naik mengikuti harga Bitcoin. Koin yang kemungkinan akan mengalami kenaikan seiring dengan Bitcoin, adalah ETH dan BNB untuk large caps, FTM dan ATOM untuk mid caps, serta KNC dan SFP.

“Semua akan mengalami kenaikan pada sesinya. Semakin kecil kapitalisasinya, maka akan semakin agresif kenaikan dan penurunannya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi