KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menuju tahun 2024 yang diproyeksikan dengan ketidakpastian global yang berlanjut, Bank Indonesia (BI) di sistem pembayaran nasional memproyeksikan nilai transaksi
digital banking akan terus tumbuh 23,2% secara tahunan (YoY) pada 2024 hingga mencapai Rp 71.584 triliun, dan tumbuh 18,8% pada 2025 menjadi Rp 85.044 triliun. Transaksi
e-commerce juga diproyeksikan akan terus tumbuh 2,8% YoY menjadi Rp487 triliun pada 2024, dan 3,3% menjadi Rp503 triliun pada 2025. Untuk mencapai angka tersebut, Bank Indonesia telah menyusun arah bauran kebijakan sistem pembayaran dengan terus mengakselerasi digitalisasi sesuai Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, dengan sasaran akselerasi ekonomi keuangan digital nasional, struktur industri sehat dan efisien serta infrastruktur yang aman dan andal, BI akan fokus pada 5 program.
Baca Juga: BI Targetkan Kredit Perbankan Tumbuh di Kisaran 10%-12% pada Tahun 2024 Pertama, pengembangan sistem pembayaran ritel BI-FAST yang interkoneksi, interoperabilitas, dan integrasi dengan Gerbang Pembayaran Nasional. Kedua, pengembangan sistem pembayaran nilai besar BI-RTGS Generasi ke-3 yang modern,
multi-currency dan standar internasional interkoneksi dengan modernisasi sistem operasi moneter Bank Indonesia. Ketiga, pengembangan pusat data transaksi pembayaran. Untuk inovasi pembayaran dengan
artificial intelligence. Juga kebijakan Bank Indonesia, pemerintah dan KSSK. Keempat, pengembangan Digital Rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran digital yang sah di Indonesia. Penerbitan
proof of concept Digital Rupiah tahap pertama, termasuk “Khasanah Digital Rupiah”. Kelima, perluasan kerjasama QRIS dan BI-FAST dalam ASEAN. Juga ke India, Jepang, dan Tiongkok. Integrasi dengan Local Currency Transaction. Selanjutnya BI akan mendorong Elektronifikasi transaksi keuangan Pemerintah Daerah. Bansos dan Kartu Kredit Indonesia Segmen Pemerintah.
Kinerja Sistem Pembayaran Terus Tumbuh
Jika melihat kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada triwulan III 2023, nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 10,70% YoY sehingga mencapai Rp 116,93 triliun, sementara nilai transaksi
digital banking tercatat Rp 14.971,28 triliun atau tumbuh sebesar 11,51%. Nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh 87,90% YoY dan mencapai Rp 56,92 triliun, dengan jumlah pengguna 41,84 juta dan jumlah
merchant 29,04 juta dengan sebagian besarnya merupakan UMKM. Bank Indonesia terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran dan perluasan kerja sama sistem pembayaran antarnegara guna mendorong inklusi ekonomi keuangan dan memperluas ekonomi dan keuangan digital.
Baca Juga: BI Proyeksikan Nilai Transaksi Digital Banking Capai Rp 71.584 Triliun pada 2024 Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit mencapai Rp 2.158,61 triliun atau turun sebesar 4,20% YoY.
Ke depan, seiring dengan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran dan perluasan kerja sama sistem pembayaran antarnegara dimaksud serta terus meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk bertransaksi secara digital, transaksi ekonomi dan keuangan digital diperkirakan terus meningkat. Sejalan dengan hal tersebut, UE yang pada tahun 2023 diperkirakan sebesar Rp 462 triliun akan tumbuh 27,8% pada 2024 hingga mencapai Rp 590 triliun. Nilai transaksi
digital banking yang pada 2023 diperkirakan Rp 58.124 triliun akan terus tumbuh 23,2% pada 2024 hingga mencapai Rp 71.584. Transaksi
e-commerce juga akan terus tumbuh dari Rp 474 triliun pada 2023 menjadi Rp 487 triliun pada 2024 atau tumbuh 2,8%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi