KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan salah satunya dengan memperkuat kebijakan sistem pembayaran dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi. Kebijakan BI tersebut di antaranya, pertama mendorong implementasi BI-FAST melalui perluasan kepesertaan BI-FAST baik melalui bank maupun Lembaga Selain Bank (LSB), kanal layanan serta implementasi layanan Fase 1 Tahap 2 yakni Bulk Credit, Direct Debit, dan Request For Payment. “Kedua, mendorong implementasi dan sosialisasi Kartu Kredit Pemerintah Domestik sesuai timeline pada tahun 2023,” ujar Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/1).
Ketiga, lanjut Perry, BI akan melanjutkan perluasan implementasi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) melalui strategi 45 juta pengguna dan 1 miliar volume transaksi pada tahun 2023 serta pengembangan fitur QRIS dan QRIS antar negara.
Baca Juga: Pastikan Likuiditas Berlebih, BI Ingin Suku Bunga Kredit Perbankan Tak Naik Tinggi Terkait hal ini, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membukukan transaksi QRIS tahun 2022 yang tumbuh signifikan. Kenaikan transaksi QRIS Bank Mandiri menyentuh 380% secara year on year (YoY) diikuti dengan nilai volume transaksi melampaui 500% YoY. “Dengan tren positif ini kami optimis di tahun 2023 Bank Mandiri ini bisa tumbuh dengan pencapaian lebih baik lagi,” kata
Senior Vice President Bank Mandiri Thomas Wahyudi kepada Kontan.co.id. Thomas mengatakan untuk mendukung digitalisasi sistem pembayaran melalui QRIS, pihaknya terus meningkatkan pengembangan infrastruktur seperti penambahan fitur Source of Fund melalui kartu kredit, QRIS Tanpa Tatap Muka dan juga
added value lainnya pada aplikasi
online onboarding QRIS Bank Mandiri. Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) juga mencatatkan adanya peningkatan signifikan pada QRIS BRI. Di mana selama tahun 2022 mencapai sebesar 12.183% YoY dengan nominal transaksi QRIS mencapai Rp 7,4 triliun. “Capaian tersebut ditopang oleh tingginya transaksi di sektor FnB dan Groceries. Di sisi lain, BRI telah menetapkan fitur QRIS menjadi fitur yang
default bagi
merchant yang menggunakan mesin EDC BRI,” ungkap
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto kepada Kontan. Aestika menyatakan, proyeksi di tahun 2023 terkait penggunaan fitur QRIS pihaknya akan terus melanjutkan tren positif tersebut yang diraih dari tahun ke tahun. Dia menetapkan target pertumbuhan QRIS tahun ini sebesar 30%. “Untuk memudahkan
merchant atau nasabah dalam melakukan monitoring transaksi, BRI telah meluncurkan BRI Merchant Apps. Dengan adanya pengembangan produk tersebut diharapkan
inline dan dapat membantu produk QRIS menjangkau masyarakat dan tentunya transaksi lebih mudah,” tandasnya. Selain itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) juga mencatat pembayaran melalui QRIS oleh nasabah BTN meningkat pesat. Tak tanggung-tanggung nilainya mencapai 946% dengan
sales volume naik sebesar 957% dibandingkan tahun lalu. Hal tersebut menandakan bahwa pembayaran melalui QRIS sudah mulai dikenal luas oleh masyarakat dan mendapat kepercayaan sebagai salah satu model pembayaran yang ringkas dan mudah dibanding transfer atau melalui kartu,” ujar Direktur IT dan Digital BTN kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu. Tak bisa dipungkiri, memang penggunaan fitur QRIS sangat digandrungi masyarakat khususnya generasi milenial dan Gen Z. Trennya pun ditaksir juga akan terus meningkat di tahun 2023 ini.
Baca Juga: Bunga Acuan Sudah Naik 225 bps, BI Klaim Bunga Kredit Perbankan Hanya Naik 21 bps “Ke depan, akan makin bagus dan meningkat karena menjadi bagian dari upaya regulator dalam mewujudkan inklusi keuangan dan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” imbuh Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin pada Kontan.co.id.
Amin menyebutkan, terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan perbankan dalam meningkatkan layanan QRIS. Pertama, penguatan jaringan terutama di
back end, sehingga mendukung sistem secara keseluruhan. Kedua, kerjasama dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) digital, sehingga memperluas segmen dan ekosistem. Ketiga, menambah jumlah
merchant yang bekerjasama dengan pembayaran QRIS, sehingga sebarannya semakin luas dan memudahkan masyarakat dalam bertransaksi menggunakan QRIS. Keempat, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait layanan dan fasilitas serta penggunaan QRIS, sehingga lebih menarik untuk menggaet pengguna baru. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi