KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Batubara menjadi salah satu komoditas yang harganya naik cukup signifikan sepanjang tahun ini. Di satu sisi, kenaikan harga komoditas ini memberatkan emiten semen, yang membutuhkan batubara sebagai sumber energi. Junarto Agung, Head of Investor Relations Cemindo Gemilang mengamini, kenaikan harga batubara berdampak pada seluruh industri semen, termasuk CMNT. Hal ini karena batubara merupakan sumber tenaga utama untuk memproduksi klinker. Pada paruh pertama 2021, Junarto menyebut CMNT masih diuntungkan adanya sebagian kontak jangka panjang yang ditandatangani tahun lalu. Inventaris yang ada juga didasarkan pada harga batubara yang lebih rendah. Oleh karena itu, dampak kenaikan harga batubara dapat dipertahankan seminimum mungkin.
Namun, jika harga batubara tetap berada di level tinggi, Junarto menyebut hal ini akan meningkatkan biaya produksi seiring naiknya biaya listrik. Namun, sistem ekstraksi panas limbah atau waste heat recovery system yang dimiliki Cemindo akan sangat membantu untuk mengurangi dampak kenaikan biaya listrik dibandingkan dengan para pemain semen yang tidak memiliki sistem tersebut. Baca Juga: Konsumsi semen nasional diproyeksi naik 6%, begini outlook dan prospek emiten semen Sebagai gambaran, Cemindo Gemilang memiliki waste heat recovery system sebesar 30 megawatt (MW) yang berada di Indonesia dan sebesar 13 MW yang berlokasi di Vietnam.