KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit (CPO) masih tertekan, meskipun kembali menguat pada perdagangan Senin (27/3). Meski begitu, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) optimis tertekannya harga tidak berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan data Bloomberg, harga CPO berada pada level MYR 3.577/ton pada Senin (27/3), atau naik dari posisi Jumat (24/3) di level MYR 3.512/ton. Meski begitu, harganya masih di bawah akhir Februari 2023 di level MYR 4.127/ton. Sekretaris Perusahaan TAPG Joni Tjeng mengatakan, penurunan harga CPO saat ini sudah diantisipasi manajemen. Sebab, pihaknya melihat penurunan harga CPO lebih dikarenakan faktor eksternal karena adanya koreksi pada harga energi global serta soybean oil yang merupakan kompetitor harga CPO.
Meski begitu, diakuinya penurunan harga CPO global saat ini akan mempengaruhi kinerja TAPG. Apalagi, permintaan luar negeri dan tekanan EU terhadap Indonesia memang sedikit berdampak, ditambah lagi konsumen utama seperti China dan India yang masih memiliki banyak stok vegetable oil sehingga sedikit menurunkan permintaan akan ekspor. Baca Juga: Perintis Triniti Properti (TRIN) Peroleh Pinjaman Rp 15 Miliar dari Pemegang Saham Akan tetapi, Joni mengatakan hal tersebut dapat diakomodir permintaan dalam negeri. Pihaknya juga melihat pada kuartal I permintaan CPO masih berada dalam kondisi yang baik, sebagai contoh pada bidang energi yaitu program B-35 mulai berjalan dan pada bidang makanan, Indonesia yang akan merayakan Hari Raya Lebaran.