KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Celios Bhima Yudhistira sepakat dengan kritik Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap skema pembiayaan untuk menutupi cost overrun atau pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang dinilai berpotensi membebani anggaran PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku konsorsium. “Kritik BPK ini hanya mengulang sebenarnya. Memang inilah yang disebut sebagai risiko kontijensi, di mana awalnya proyeknya bersifat business to business, kemudian sekarang menjadi government to business yang ada intervensi pemerintah,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (22/6). Bhima menilai proyek kereta cepat ini tentu membutuhkan banyak dana ketika nanti beroperasi, antara lain untuk operasional, pemeliharaan, dan perbaikan. Adapun, dana tersebut ditutupi oleh KAI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui pengucuran dana ekuitas.
Begini Kata Ekonom Soal Cost Overrun Proyek Kereta Cepat Berpotensi Bebani Negara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Celios Bhima Yudhistira sepakat dengan kritik Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap skema pembiayaan untuk menutupi cost overrun atau pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang dinilai berpotensi membebani anggaran PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku konsorsium. “Kritik BPK ini hanya mengulang sebenarnya. Memang inilah yang disebut sebagai risiko kontijensi, di mana awalnya proyeknya bersifat business to business, kemudian sekarang menjadi government to business yang ada intervensi pemerintah,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (22/6). Bhima menilai proyek kereta cepat ini tentu membutuhkan banyak dana ketika nanti beroperasi, antara lain untuk operasional, pemeliharaan, dan perbaikan. Adapun, dana tersebut ditutupi oleh KAI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui pengucuran dana ekuitas.