Begini Kelanjutan Kerja Sama TBS Energi Utama (TOBA) dan Gojek di Kendaraan Listrik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) semakin serius menggarap segmen energi baru terbarukan (EBT). Ini dibuktikan dengan pembentukan Electrum, perusahaan patungan antara TBS Energi Utama dan Gojek pada November 2021 silam.

Wakil Presiden Direktur TBS Energi Utama Pandu Sjahrir mengatakan, hingga 2025  total investasi yang disiapkan kedua pihak mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun. Dana ini akan digunakan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik roda dua di Indonesia, mulai dari manufaktur kendaraan listrik, packing baterai.

“Dana bisa dari cash flow kedua perusahaan, dan juga dari JV partner. Dan bisa saja satu atau dua tahun ke depan bila ada dana pihak ketiga selama pendanaannya strategis, bisa saja. Tetapi saat ini budget-nya seperti itu,” terang Pandu.


Baca Juga: Sepanjang 2022, TBS Energi Utama (TOBA) Targetkan Produksi Batubara 3,5 Juta Ton

Sebagai ambisi, pada 2025 TOBA menargetkan menjual 500.000 motor. Target ini merupakan target dari sisi komersial.

TOBA memang gencar mendiversifikasi bisnisnya ke segmen non batubara. Pada 2024, TOBA bahkan menargetkan kontribusi dari green business mencapai 50% dari pendapatan, sisanya 50% berasal dari bisnis berbasis komoditas (batubara). Green business ini terdiri atas dua pilar bisnis, yakni energi terbarukan (renewable) dan electric vehicle (EV).

Baca Juga: Ini Alasan TBS Energi Utama (TOBA) Absen Bagikan Dividen

Untuk pilar renewable, saat ini TOBA sedang menggarap satu proyek mini hydro power plant. Selain itu, terdapat beberapa tender proyek-proyek renewable yang akan dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun ini. Sehingga pada 2024 atau 2025, proyek-proyek ini sudah bisa beroperasi dan mulai commercial operation date (COD) dan  menjadi sumber pendapatan bagi TOBA.  

Sementara untuk pilar bisnis EV, saat ini TOBA dan Gojek berharap bisa melakukan groundbreaking fasilitas manufaktur pada tahun ini atau pada 2023. Sehingga, pabrik tersebut sudah bisa memproduksi dan menjual secara komersial pada 2024. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati