KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Jerman dikabarkan tertarik pada batubara Indonesia. Setidaknya, Jerman memerlukan 6 juta ton batubara dari Tanah Air guna memenuhi kebutuhan di dalam negerinya. Menanggapi rencana tersebut, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan, kordinasi dengan pemerintah telah dilakukan terkait adanya permintaan pasokan batubara tersebut. "Kementerian ESDM dan juga KBRI di Berlin berkomunikasi dengan kami," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Senin (20/6).
Hendra melanjutkan, bahkan sudah ada diskusi
business to business yang berjalan antara calon pembeli potensial dan pemasok dari Indonesia. Adapun, Hendra menilai untuk negara-negara Eropa termasuk Jerman umumnya mencari batubara dengan kalori tinggi di atas 5.500 GAR.
Baca Juga: Jerman Gunakan Lebih Banyak Pembangkit Listrik Batubara, Ini Alasannya "Tentu ada juga produsen yang masih punya stok batubara kalori di atas 5.500 GAR tapi mungkin kadar sulfur yang menurut info masih belum
match," ungkap Hendra. Hendra menjelaskan, pada kondisi ini maka batubara yang ada bisa saja diserap atau tidak bergantung keinginan dari pembeli. Menurutnya, selain Jerman, negara-negara Uni Eropa lainnya yang selama ini menjadi importir batubara Rusia seperti Polandia, Belanda, Italia juga tentunya berupaya untuk mencari alternatif suplai. Adapun, terkait potensi revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) menyusul tambahan permintaan yang ada, Hendra menilai hal tersebut menjadi kewenangan pemerintah. Kendati demikian, permintaan yang baru datang di pertengahan tahun ini dinilai perlu disikapi secara baik. "Rasanya perlu revisi mengingat
demand dari Jerman dan negara negara Uni Eropa ini kan ada di pertengahan tahun ini setelah RKAB di setujui di awal tahun," terang Hendra.
Baca Juga: Jerman Minta Pasokan 6 Juta Ton Batubara dari Indonesia Sebelumnya, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Lana Saria menyebut, permintaan batubara dari Jerman mencapai 6 juta ton. "(Permintaan) 5 juta hingga 6 juta ton. Pemerintah sudah mengumpulkan perusahaan yang kualitasnya seperti yang diminta pihak Jerman," kata Lana kepada Kontan.co.id, Minggu (19/6). Tercatat, pada penghujung Mei 2022 lalu, pihak Jerman mengungkapkan keinginannya untuk kerja sama suplai batubara dari Indonesia pada pertemuan antara Menteri ESDM dengan CEO Asosiasi Perusahaan Batubara di Jerman (VDKI) dan juga CEO HMS Bergbau AG, Lars Schernkau di Berlin. "Pada pertemuan tersebut disampaikan bahwa 50% dari suplai batubara Jerman berasal dari Rusia, dan dengan perkembangan situasi saat ini Jerman ingin mengembangkan kerja sama suplai batubara dari Indonesia," kata Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi dalam keterangan resmi, Mei lalu.
Menteri ESDM juga meminta kiranya VDKI juga bisa berkoordinasi dengan asosiasi perusahaan serupa di kawasan Eropa, termasuk memastikan ketersediaan fasilitas pelabuhan, serta
terms and conditions untuk kontrak tersebut. Merujuk Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, produksi batubara hingga saat ini mencapai 278,43 juta ton atau setara 42% dari rencana produksi tahun 2022 sebesar 663 juta ton. Dari jumlah tersebut, realisasi ekspor mencapai 97,38 juta ton, realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 54,03 juta ton dan realisasi domestik sebesar 74,59 juta ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari