JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk terbilang perusahaan yang nekat. Pada saat harga minyak sedang menukik sampai US$ 45 per barel dan sempat ingin menjual sahamnya kepada Pemilik Harum Energy Kiki Barki, Medco malah memilih mengakuisisi tambang emas. Bermula dari sebuah tawaran dari koleganya untuk membeli tambang emas Newmont Nusa Tenggara yang saat itu memiliki aset US$ 3,74 miliar pada Semester I-2016. Tawaran itupun langsung disambut hangat oleh Arifin Panigoro dan Hilmi Panigoro saat itu. Setelah mendapatkan kabar dari kawannya itu untuk mengakuisisi tambang emas itu, Hilmi masih dihadapkan dengan persetujuan manajemen Medco yang khawatir dengan penambahan utang baru. Maklum, saat itu utang Medco mencapai US$ 1,5 miliar, bila ditambah dengan utang baru untuk membeli aset tambang itu bisa saja menggunung. Namun, dalam proses 1,5 tahun akhirnya Arifin dan Hilmi memutuskan untuk menerima tawaran dari seorang bankir gaek Agus Projosasmito yang juga mantan Direktur Utama Danareksa. Agus secara intens melakukan negosiasi kepada pemegang saham Newmont kecuali saham milik Jusuf Merukh melalui PT Pukuafu Indah.
Begini kisah Arifin Panigoro mengakuisisi Newmont
JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk terbilang perusahaan yang nekat. Pada saat harga minyak sedang menukik sampai US$ 45 per barel dan sempat ingin menjual sahamnya kepada Pemilik Harum Energy Kiki Barki, Medco malah memilih mengakuisisi tambang emas. Bermula dari sebuah tawaran dari koleganya untuk membeli tambang emas Newmont Nusa Tenggara yang saat itu memiliki aset US$ 3,74 miliar pada Semester I-2016. Tawaran itupun langsung disambut hangat oleh Arifin Panigoro dan Hilmi Panigoro saat itu. Setelah mendapatkan kabar dari kawannya itu untuk mengakuisisi tambang emas itu, Hilmi masih dihadapkan dengan persetujuan manajemen Medco yang khawatir dengan penambahan utang baru. Maklum, saat itu utang Medco mencapai US$ 1,5 miliar, bila ditambah dengan utang baru untuk membeli aset tambang itu bisa saja menggunung. Namun, dalam proses 1,5 tahun akhirnya Arifin dan Hilmi memutuskan untuk menerima tawaran dari seorang bankir gaek Agus Projosasmito yang juga mantan Direktur Utama Danareksa. Agus secara intens melakukan negosiasi kepada pemegang saham Newmont kecuali saham milik Jusuf Merukh melalui PT Pukuafu Indah.