KONTAN.CO.ID - JAKARTA . PT Pertamina (Persero) terus menunjukkan komitmen kuat dalam mengimplementasikan bisnis berkelanjutan, salah satunya melalui pemanfaatan ekosistem hilir energi yang ramah lingkungan. Salah satu langkah nyata tersebut ditunjukkan melalui anak perusahaannya, PT Polytama Propindo (Polytama), yang merupakan afiliasi dari PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro). Dalam rangkaian kegiatan Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2024 untuk wilayah Teritori Jawa Bagian Barat (JBB), Pertamina mengajak insan media untuk berkunjung ke Polytama Propindo.
Pada kunjungan tersebut, media diajak melihat langsung proses produksi plastik ramah lingkungan berbasis polipropelina, yang telah mendapatkan pengakuan di Indonesia dan Asia Tenggara. Baca Juga: ESDM Masih Perdalam Aturan, Rencana Pengetatan BBM Bersubsidi 1 Oktober Batal "Melalui peran media, masyarakat dapat mengetahui penggunaan plastik yang tepat dan ramah lingkungan di kehidupan sehari-hari,” kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso di pekan lalu. Plastik yang diproduksi oleh Polytama disebut ramah lingkungan karena bahan bakunya, polipropelina, mudah didaur ulang. Melalui metode pirolisis, plastik ini dapat didaur ulang tanpa menghasilkan zat berbahaya. Dalam proses produksinya, Polytama memanfaatkan propylene, gas hasil distilasi minyak bumi, yang dipasok dari kilang milik PT Kilang Pertamina Internasional di Balongan, Cilacap, dan Balikpapan. Direktur Commercial & Support Polytama, Dwinanto Kurniawan menjelaskan polytama menggunakan teknologi canggih untuk menghasilkan bijih plastik yang kemudian diolah menjadi berbagai produk plastik dengan merk dagang Masplene®. Produk ini tersedia dalam dua bentuk, yaitu pellet dan granule, dengan inovasi granule yang menjadi satu-satunya di Asia Tenggara. Plastik ramah lingkungan dari Polytama telah memenuhi kualifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan nilai 81,83%. Produk ini digunakan oleh berbagai industri, termasuk untuk kemasan makanan, alat rumah tangga, tas belanja, hingga komponen otomotif dan elektronik. Setiap tahun, Polytama menghasilkan 300.000 ton bijih plastik polipropelina, dengan rencana peningkatan produksi menjadi 600.000 ton per tahun pada 2027. Langkah ini akan menjadikan Polytama sebagai produsen terbesar di Indonesia, memperkuat kemandirian sektor petrokimia nasional.