KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti Australia saat ini dihadapkan dengan tantangan di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Tantangan tersebut sejalan dengan yang dihadapi banyak negara-negara lain di dunia. Hal itu disampaikan Iwan Sunito, CEO dan Founder One Global Capital. Ia bilang bahwa industri properti di Australia saat ini sedang mengalami kontraksi yang sangat berpengaruh pada kondisi pasar. Hal ini terlihat dari terjadinya pelemahan auction rate di Australia pada awal tahun 2025. Tingkat penjualan lelang atau auction rate Australia di tahun 2025, diprediksi berada di kisaran menengah, di mana sebagian besar pakar memperkirakan terjadi sedikit pelunakan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Auction rate berpotensi berada di angka rata-rata 55% - 65% secara nasional. Namun, angka ini dapat bervariasi secara signifikan, tergantung pada lokasi spesifik dan kondisi pasar di Australia,” ungkap Iwan dalam keterangannya, Selasa (4/2). Baca Juga: Okupansi Hotel Milik Iwan Sunito di Sydney Mencapai Rekor Auction rate 70% ke atas adalah pasar penjual, 60% - 70% menunjukkan pasar normal, sementara 60% ke bawah merupakan pasar pembeli (buyer’s market). Mengutip riset Savills, pasar perkantoran Hongkong dan China turun hingga 35%, Sedangkan tingkat kekosongan perkantoran di Indonesia yang mencapai 25%, sepadan dengan pasar perkantoran New York, Los Angeles, Jepang, Vietnam, dan Hong Kong. Hal serupa pun terjadi di Australia. Data dari CoreLogic dan PropTrack menunjukkan, pada Desember 2024, nilai properti hunian di Australia mengalami penurunan bulanan pertama dalam dua tahun terakhir. Iwan mengatakan, kenaikan biaya konstruksi yang cukup drastis membuat banyak proyek apartemen dikembangkan di luar prime location dibatalkan, sementara pelemahan pasar perkantoran dan industri terjadi di seluruh dunia. “Meningkatnya biaya konstruksi hingga 30% dalam 5 tahun terakhir, kenaikan suku bunga hingga 3 kali, melunaknya pasar pembeli, serta menurunnya jumlah imigran dari China turut mempengaruhi kondisi saat ini,” jelas Iwan Sunito. Baca Juga: Kalender Ekonomi Dunia Hari Ini (30 Januari 2025), Setelah FOMC Apa Lagi? Meski pasar residential mengalami perlambatan, Iwan mengatakan pasar dengan konsep branded resorts and residences atau mixed-use mengalami penguatan. Branded Residences adalah properti mewah yang dikaitkan dengan merek-merek bergengsi. Hunian ini menawarkan kepemilikan properti pribadi dengan layanan dan fasilitas yang biasanya hanya bisa ditemukan di hotel bintang lima.