Begini Konsep Proyek Percontohan Rumah Rendah Emisi Garapan BTN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan berkelanjutan tengah menjadi fokus perhatian masyarakat global saat ini untuk meminimalisir dampak perubahan iklim. Konsumen semakin melirik produk-produk dari perusahaan yang mengimplementasi konsep lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan atau environmental, social, and governance (ESG) dalam menjalankan operasional bisnisnya.

Hasil survei suara konsumen tahun 2024 yang dilakukan PWC menunjukkan bahwa konsumen global bersedia membayar 9,7% lebih mahal untuk produk-produk ramah lingkungan meskipun di saat yang sama biaya hidup lebih mahal di tengah tingginya inflasi. Ke depan, komitmen dalam penerapan ESG akan sangat mempengaruhi perkembangan dan masa depan sebuah perusahaan.

Penerapan ESG terdepan saat ini datang dari sektor perbankan. Salah satunya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Bank pelat merah ini berkomitmen terus memperkuat implemntasi ESG dalam menjalankan bisnisnya, termasuk dalam memberikan pembiayaan. 


BTN siap meningkatkan pembiayaan terhadap perumahan-perumahan yang mengusung konsep hijau. Hingga tahun 2029, bank spesialis penyalur kredit ke sektor perumahan ini menargetkan membiayai 150.000 rumah rendah emisi. 

Baca Juga: Pengguna BTN Cash Management Naik 75% Capai 17.000 perusahaan per Agustus 2024

Untuk mewujudkan target tersebut, BTN bekerja sama dengan  8 pengembang. Salah satunya menggandeng  ISPI Group meluncurkan proyek percontohan rumah rendah emisi di Perumahan Gading City, Bekasi pada Kamsi (29/8). Peluncuran tersebut disaksikan Ketua Satgas Perumahan Presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim S. Djojohadikusumo. 

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengatakan pihaknya  berinisiatif memacu ketersediaan rumah rendah emisi, karena bangunan rumah dan aktivitas di dalamnya menjadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar.

Untuk tahun ini, BTN akan membiayai 1.000 rumah rendah emisi yang menggunakan minimal 10% material ramah lingkungan. “Secara bertahap, akan ada 150.000 rumah dengan 30% porsi penggunaan material eco-friendly (dibiayai) hingga 2029,” kata Nixon dalam keterangannya, Kamis (29/8).

Sementara itu, Hashim mengatakan, pihaknya mendukung penuh inisiatif BTN dalam mendorong pembangunan rumah rendah emisi. Menurutnya, gerakan tersebut sejalan dengan program 3 juta rumah per tahun yang diusung pemerintah baru, yakni 1 juta rumah di perkotaan, 1 juta di pedesaan, dan 1 juta di wilayah pesisir.

Baca Juga: BTN Buka Pintu Bagi Muhammadiyah

Ia menambahkan, membangun rumah rendah emisi akan meningkatkan pasokan rumah layak huni dan berkualitas, sekaligus menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. 

“Inisiatif ini juga akan mendorong green economy menjadi lebih terjangkau, karena permintaan akan komponen-komponen ramah lingkungan akan meningkat,” jelas Hashim 

Pilot Project

Pada pilot project tersebut, BTN menggunakan material ramah lingkungan berupa floor decking yang mengandung 3,6 kilogram (kg) sampah plastik. Proyek ini juga akan memakai paving block yang mengandung 2 kg sampah plastik per 1 meter persegi. 

Dengan target pembiayaan rumah rendah emisi hingga 2029 tersebut, BTN menargetkan berkontribusi pada pengurangan lebih dari 1,7 juta kilogram sampah plastik. 

Selain itu, kata Nixon, emisi karbon juga akan ditekan sebesar 2,42 ton CO2. Dampak tersebut, imbuhnya, setara dengan penanaman 110.000 pohon dan 323 hektar penyerapan emisi. 

Di sisi lain, BTN juga menggerakkan para pengembang kategori rumah rendah emisi untuk memastikan beberapa standar. Di antaranya efisien dalam pemakaian energi, air, pengelolaan sampah, hingga pengurangan polusi. 

Baca Juga: Harap Tenang, Risiko Kredit Sudah Berkurang

Untuk efisiensi energi, rumah ramah lingkungan tersebut diwajibkan memiliki banyak ventilasi, plafon tinggi, hingga rasio jendela terhadap tembok mencapai 15%-30%. Standar tersebut ditetapkan agar terdapat sirkulasi udara yang baik. 

“Efisiensi air dilakukan melalui penggunaan keran debit kecil, pengolahan sanitasi yang baik, memiliki sumur resapan, hingga penggunaan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),“ jelas Nixon

Sementara untuk pengolahan sampah, rumah beremisi rendah diwajibkan memiliki bak sampah pilah. Adapun guna menekan polusi, pengembang diminta menanam 1 tanaman penyerap emisi karbon per rumah. 

Selain itu, pengurangan polusi juga dilakukan dengan menggunakan minimal 10% material ramah lingkungan pada dinding dan lantai, hingga memiliki ruang terbuka hijau sebanyak 10% dari total luas kawasan perumahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk