Begini masukan MAB untuk pemerintah perihal program percepatan kendaraan listrik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah gencar melakukan program percepatan kendaraan berbasis listrik (KBL). Menanggapi hal ini, PT Mobil Anak Bangsa (MAB) memiliki sejumlah masukan untuk pemerintah.

Dalam hal insentif fiskal, MAB mengusulkan agar bea masuk completely knocked down (CKD) untuk angkutan umum kendaraan berbasis listrik (KBL) bisa dibuat menjadi 0%. Tidak hanya itu, MAB juga mengusulkan agar angkutan umum KBL bisa dibebaskan dari Pajak Penghasilan (PPh) untuk setidaknya lima tahun pertama.

Selanjutnya untuk perizinan Jumlah Berat yang diizinkan (JBI), MAB berharap pemerintah dapat menaikkan JBI bagi angkutan umum KBL sampai 10%. Hal ini dikarenakan kendaraan listrik umumnya memiliki bobot yang lebih berat apabila dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar konvensional.


Baca Juga: Sokong era kendaraan listrik, badan usaha swasta dan pemda didorong kembangkan SPKLU

Dari sisi insentif non-fiskal, MAB berharap angkutan umum yang berbasis KBL pada nantinya bisa diberi sejumlah fasilitas-fasilitas khusus seperti misalnya fasilitas bebas ganjil genap, bebas parkir di kantor pemerintah, serta kemudahan izin pasang charger baterai di tempat-tempat wisata, apartemen, pabrik kendaraan, pusat perbelanjaan, area parkir, kawasan industri, dan lain-lain.

Dalam pemberian fasilitas-fasilitas non-fiskal tersebut, MAB juga mengusulkan agar kendaraan listrik pada nantinya diberi identitas khusus dalam bentuk stiker ataupun penandaan-penandaan khusus lainnya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pemberian fasilitas non-fiskal pada tataran operasional.

“jadi kendaraan listrik bebas ganjil genap bebas beroperasi di jalan-jalan tersebut, itu bisa diidentifikasi dengan mudah, tidak harus menyetop untuk ditanya-tanyai terlebih dahulu,” ujar General Manager Government Relation Mobil Anak Bangsa, Puryanto, Selasa (27/8).

Baca Juga: Pemerintah berencana membebaskan produsen otomotif mendatangkan produknya secara utuh

Tidak hanya itu, MAB juga mengusulkan agar ada subsidi untuk harga jual listrik serta pembebasan biaya KIR. Kemudian, MAB juga berharap agar tarif biaya sambung listrik untuk keperluan pengisian baterai bisa digratiskan bagi angkutan umum KBL.

Catatan saja, MAB merupakan produsen kendaraan dalam negeri. Sejak tahun 2016, MAB telah mengembangkan tiga prototipe Bus Listrik secara bertahap dengan variasi pada aplikasi sistem komponen elektrik yang terus dikembangkan.

Saat ini, MAB telah memproduksi ketiga prorotipe bus listrik yang telah dikembangkan sebelumnya dalam jumlah yang terbatas. Ke depannya, MAB menargetkan bisa memproduksi massal hasil kreasi MAB secara mandiri di tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .