Begini Nasib Investasi Matahari (LPPF) di E-Commerce Mataharimall



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menyebutkan investasi pada PT Global Ecommerce Indonesia (GEI) telah dicadangkan sepenuhnya atas kerugian penurunan nilai sejak tahun 2018.

Pernyataan tersebut disampaikan pada Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) No. 8 tentang Investasi Pada Instrumen Ekuitas per 30 Juni 2023.

Pjs. Corporate Secretary LPPF Susanto mengatakan, nominal investasi pada PT GEI yang merupakan perusahaan induk dari Mataharimall, sebesar Rp 769,77 miliar. Tujuan investasi tersebut adalah pengembangan bisnis online.


Menurut Susanto, LPPF melihat bisnis online sebagai peluang yang signifikan untuk memperluas jangkauan bisnis ke seluruh Indonesia.

“Untuk pengembangannya, LPPF pun bekerja sama dengan Mataharimall untuk melakukan penjualan produk, di mana LPPF menjadi salah satu merchant di platform Mataharimall,” ujarnya dalam keterbukaan informasi yang dikutip Rabu (13/9).

Baca Juga: Piutang Fluktuatif Sejak Desember 2022, Ini Kata Matahari Department Store (LPPF)

LPPF melihat bahwa transaksi ini dilakukan sebagai dasar untuk hubungan jangka panjang yang strategis dengan GEI dan Mataharimall.

LPPF menilai, investasi dalam GEI dan kemitraan dengan Mataharimall bersamaan dengan peluang yang baru untuk mengembangkan komponen online to offline dan offline to online (O2O) akan mendorong kenaikan penjualan yang signifikan dan akan meningkatkan laba.

“Kami juga melihat adanya peluang untuk berinvestasi pada tahap awal dengan harapan keuntungan untuk masa depan, serta mendapatkan kesempatan untuk menampilkan dan memasarkan merek eksklusif LPPF ke seluruh Indonesia melalui bisnis online,” papar dia.

Namun, pengembangan bisnis LPPF ke ranah bisnis online tidak berjalan seperti yang diharapkan. Kerugian bersih finansial mencapai Rp 395 miliar, Rp 701 miliar, Rp 188 miliar, dan Rp 631 miliar masing-masing di tahun 2015, 2016, 2017 dan 2018.

Baca Juga: Matahari Buka Gerai Baru di Kediri Mall guna Rangkul Lebih Banyak Konsumen Jawa Timur

Salah satu penyebab utama kerugian tersebut adalah biaya operasional (pemasaran) yang tinggi sebagai upaya memperoleh dan mempertahankan pelanggan online di situs web Mataharimall.com.

“Namun, hasil penjualan alias Gross Merchandise Value (GMV) tercatat masing-masing sebesar Rp 0,5 triliun, Rp 2,4 triliun, Rp 0,5 triliun dan Rp 0,5 triliun pada tahun 2015, 2016, 2017 dan 2018,” tuturnya.

Di sisi lain, berdasarkan penelitian pasar yang dilakukan oleh konsultan pihak ketiga, peringkat Mataharimall di pasar e-commerce jatuh di peringkat nomor 11.

“Jumlah calon pembeli rata-rata tiap bulannya yang mengunjungi Mataharimall.com sebesar 4,0 juta akun,” tutur Susanto.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten Sektor Ritel: MAPI, ACES, LPPF, ERAA

Sampai dengan November 2018, strategi sebagai fashion retailer tidak membuahkan hasil yang baik. Sehingga Mataharimall kembali mengambil keputusan merestrukturisasi bisnisnya menjadi penyedia infrastruktur online, dengan fokus melayani bisnis online LPPF.

Susanto mengatakan, strategi bisnis di bisnis online memerlukan dana yang jauh lebih banyak sehingga akan mempengaruhi posisi finansial Mataharimall untuk jangka panjang.

“Kami mencoba fundraising, namun momentum dan timing sudah lewat dan kondisi perekonomian global tidak mendukung. Sehingga, rencana tambahan pendanaan di GEI di tahun 2018 tidak terwujud,”  pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati