KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi berkurang setelah Bank Indonesia (BI) melakukan kerjasama penyelesaian transaksi bilateral dengan beberapa bank sentral negara Asia. Dilihat dari sisi investasi valas, local currency settlement (LCS) berpotensi mengurangi porsi permintaan dolar AS sehingga penguatan dolar AS juga berpotensi berkurang. Namun, LCS tidak semerta-merta langsung menjadikan mata uang dari bank sentral yang mengadakan kerjasama langsung menguat. Analis mengatakan faktor fundamental seperti pertumbuhan ekonomi dan arah kebijakan bank sentral masing-masing negara tetap menjadi faktor utama yang menggerakkan mata uang. Setelah BI menjalin LCS dengan bank sentral Jepang, Malaysia dan Thailand, yang terbaru, BI bekerjasama juga dengan bank sentral China atau People's Bank of China (PBoC). Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, LCS merupakan upaya Indonesia untuk meninggalkan dominasi dolar AS dalam transaksi perdagangan dan investasi.
Begini pengaruh local currency settlement terhadap investasi valas
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi berkurang setelah Bank Indonesia (BI) melakukan kerjasama penyelesaian transaksi bilateral dengan beberapa bank sentral negara Asia. Dilihat dari sisi investasi valas, local currency settlement (LCS) berpotensi mengurangi porsi permintaan dolar AS sehingga penguatan dolar AS juga berpotensi berkurang. Namun, LCS tidak semerta-merta langsung menjadikan mata uang dari bank sentral yang mengadakan kerjasama langsung menguat. Analis mengatakan faktor fundamental seperti pertumbuhan ekonomi dan arah kebijakan bank sentral masing-masing negara tetap menjadi faktor utama yang menggerakkan mata uang. Setelah BI menjalin LCS dengan bank sentral Jepang, Malaysia dan Thailand, yang terbaru, BI bekerjasama juga dengan bank sentral China atau People's Bank of China (PBoC). Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, LCS merupakan upaya Indonesia untuk meninggalkan dominasi dolar AS dalam transaksi perdagangan dan investasi.