KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Laporan keuangan PT Garuda Indonesia (persero) Tbk pada tahun lalu banyak disorot investor. Pasalnya, emiten berkode GIAA itu mendadak mencatatkan laba US$ 5,02 juta pada tahun lalu, padahal sebelumnya GIAA masih mencatatkan rugi yang cukup dalam. Fuad Rizal, Direktur Keuangan GIAA menjelaskan pencatatan pendapatan dari PT Mahata Aero Teknologi secara akuntansi diperkenankan. Sesuai dengan PSAK 23 pencatatan tersebut dimasukkan ke dalam pendapatan yang bila dananya belum diterima akan masuk ke post piutang. "Kita mesti pahami ada dua pendapatan yaitu hak ekslusif dan pendapatan dari iklan. Pendapatan dari iklan ini yang ada profit sharingnya (dicatat)," ujarnya di Tangerang, Rabu (8/5).
Begini penjelasan Garuda Indonesia soal heboh manipulasi laporan keuangan
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Laporan keuangan PT Garuda Indonesia (persero) Tbk pada tahun lalu banyak disorot investor. Pasalnya, emiten berkode GIAA itu mendadak mencatatkan laba US$ 5,02 juta pada tahun lalu, padahal sebelumnya GIAA masih mencatatkan rugi yang cukup dalam. Fuad Rizal, Direktur Keuangan GIAA menjelaskan pencatatan pendapatan dari PT Mahata Aero Teknologi secara akuntansi diperkenankan. Sesuai dengan PSAK 23 pencatatan tersebut dimasukkan ke dalam pendapatan yang bila dananya belum diterima akan masuk ke post piutang. "Kita mesti pahami ada dua pendapatan yaitu hak ekslusif dan pendapatan dari iklan. Pendapatan dari iklan ini yang ada profit sharingnya (dicatat)," ujarnya di Tangerang, Rabu (8/5).