KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) memastikan proyek pembangunan smelter timbal dan seng masih berlanjut terlepas dari adanya hambatan berupa pandemi Covid-19. Direktur Kapuas Prima Coal Hendra Sutanto William menyampaikan, pembangunan smelter timbal yang berada di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, sebenarnya telah mencapai sekitar 99%. Saat ini, pihak ZINC tinggal menunggu proses serah terima saja atau
commissioning. “Tapi karena sempat ada pembatasan sosial, serah terima antara kontraktor dan kami menjadi tertunda,” kata dia, Selasa (25/8).
Baca Juga: Kapuas Prima Coal (ZINC) fokus pacu produksi dan penyelesaian proyek smelter Oleh karena itu, smelter timbal ZINC baru akan beroperasi secara komersial pada awal tahun 2021. Padahal, sebelum ada pandemi Covid-19, smelter ini ditargetkan beroperasi pada kuartal II-2020. Hendra juga menyebut, pembangunan smelter seng masih tetap berlangsung di tengah pandemi. Rencananya, proyek smelter seng tersebut akan rampung pada awal tahun 2022. Guna mendukung percepatan penyelesaian kedua proyek smelter tersebut, ZINC telah menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sebesar 2,5 megawatt (MW) pada pertengahan bulan Agustus untuk menjamin pengoperasian smelter timbal. ZINC juga masih melakukan pembahasan tahap berikutnya dengan PLN terkait pengadaan listrik berkapasitas 35 MW untuk smelter seng. Manajemen ZINC berharap pembangunan smelter akan memberi nilai tambah bagi produk-produk mineral perusahaan sekaligus mendukung program hilirisasi tambang pemerintah.
Baca Juga: Laba bersih Kapuas Prima Coal (ZINC) meroket 62,14% pada tahun 2019 Mengutip materi paparan publik, ZINC membangun smelter timbal lewat anak usahanya PT Kapuas Prima Citra. Total investasi smelter ini mencapai US$ 15 juta. Smelter ini berkapasitas 40.000 ton konsentrat timbal dengan hasil produk 20.000 ton bullion timbal per tahun, sedangkan teknologi yang digunakannya adalah teknologi pyrometalurgi. Sementara itu, proyek smelter seng dikelola oleh anak usaha ZINC lainnya yaitu PT Kobar Lamandau Mineral. Proyek smelter yang juga terletak di Pangkalan Bun ini menelan dana investasi sebesar US$ 67 juta. Smelter ini berkapasitas 60.000 ton konsentrat seng dengan hasil produk 30.000 ton ingot seng per tahun. Adapun teknologi yang digunakan pada smelter ini adalah teknologi hidrometalurgi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari