KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (
BUMI) mengungkapkan kewajiban melaksanakan hilirisasi batubara terus berjalan dan saat ini.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan
Bumi Resources, Dileep Srivastava menyatakan,
berdasarkan kewajiban perpanjangan menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), pihaknya diwajibkan untuk mendirikan fasilitas hilir batubara dalam jangka menengah.
Dileep menyatakan, BUMI mengkaji seluruh opsi hilirisasi batubara, termasuk di dalamnya ke bidang kimia yakni amonia.
“Saat ini statusnya adalah menetapkan kelayakan yang bisa diterapkan, finalisasi mitra strategis dan pengaturan pendanaannya. Setelah hal ini diselesaikan dan ditetapkan, maka kami dapat memberikan informasi lebih jauh,” ujarnya kepada
Kontan.co.id, Selasa (28/11).
Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) Masuk FTSE Global Equity Sekaligus FTSE Global Equity Shariah Dia menyatakan, proyek hilirisasi batubara ini masih dalam tahap studi kelayakan dan kemitraan sehingga informasi detail perihal proyek ini masih belum dapat disampaikan.
Seiring dengan proses kemitraan yang masih berjalan ini, BUMI juga mempelajari secara terpisah dukungan regulasi yang diperlukan untuk memfasilitasi agar proyek ini bermanfaat.
Melansir catatan
Kontan.co.id, Dileep pernah menyatakan hilirisasi batubara ini masih sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Hanya saja ia tidak memperinci kapan. Belum lama ini, Presiden Direktur Bumi Resources, Adika Nuraga Bakrie mengatakan sampai dengan saat ini investasi untuk pembangunan fasilitas hilirisasi batubara masih dalam tahap perhitungan.
“(Jika dibangun) Nantinya sekitar tiga tahun konstruksinya,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (15/6).
Adapun sebagian amonia dari fasilitas ini akan diolah menjadi amonium nitrat. Adika mengungkapkan penjualan amonium nitrat tersebut akan diprioritaskan untuk kebutuhan domestik.
“Ada sebagian yang kita mau ambil sendiri untuk amonium nitrat dan sisanya akan di
open market, sedang dihitung,” ujarnya.
Pada kesempatan yang lain, Adika pernah menjelaskan, 1/3 dari kapasitas amonia bisa dipakai sendiri untuk amonium nitrat.
“Arutmin juga jalankan itu. Untuk batubara tergantung nanti kebutuhannya lebih berapa kita hitung,” ujarnya.
Asal tahu saja, amonia bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan misalnya sebagai pupuk, bahan baku peledak, dan sumber energi baru.
Dalam waktu dekat ini pihaknya akan memulai
basic engineering design (BED). Setelah itu akan melakukan evaluasi lebih lanjut.
“Dari situ kita lihat bagaimana karena kita punya target agak agresif sehabis berganti partner. Targetnya di awal 2024 ingin melakuan ground breaking,” ungkapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .